isi kitab barencong 2
sambungan
dari postingan tanggal 22 juli 2014
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
Adapun
yang dinamakan : PAHAM AL-FATIHAH, itu sebagai berikut
ALHAMDULILLAH
: Artinya, Ya Muhammad, sembahyangmu itu aku jua memuji diriku.
RABBIL –
ALAMIN : Artinya, Ya Muhammad, aku tahu lahir bathinmu.
ARRACHMANIRRACHIM
: Artinya, Ya Muhammad, yang membaca fatihah itu,aku jua memuji diriku.
MALIKIYYAUMIDDIN
: Artinya, Ya Muhammad, engkau jua ganti pekerjaanku,karena engkau tiada lain
Aku.
IYAKANA’BUDU
WAIYYA – : Artinya, Ya Muhammad, tiada yang sembahyang hanya aku dan yang ghaib
Aku jua kerja sendirian.
KANASTAIN
IHDINASSYIROTOL
– : Artinya, Ya Muhammad, tiada yang mengetahui akan daku,hanya
MUSTAQIM
engkau jua.
SYIROTOLLAZINA
AN’AMTA : Artinya, Ya Muhammad, sesungguhnya karenamu sekalian yang ada.
ALAIHIM
GHOIRILMAGDHUBI’ALAIHIM
: Artinya, Ya Muhammad, tiada aku marah Aku kasih padamu dan
Sekalian
umatmu. Aku mengatakan Rahasiaku padamu, dan engkau
Katakan
rahasiamu pada sekalian umatmu.
WALADHOLLIN
: Artinya, Ya Muhammad, jika tiada engkau kekasihku, maka tiada
RahasiaKU
sekaliannya padamu.
AMIN :
Artinya, Ya Muhammad, engkau ganti Rahasiaku, Allah nama bagi zat
Tuhan
yang qadim
—ooOoo–
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
ADAPUN
YANG DINAMAKAN ‘DINDING ASAL DIRI’ ITU ADALAH SEPERTI DISEBUT DIBAWAH INI :
AKU ALIF
ALLAH.MASUKKU KEPADA LAM DJALALLAH. LENYAPKU DI GHOIRULLAH. HILANGKU KEPADA LA
ILAHA ILLALLAH MUHAMMADARRASULULLAH.
———
PERPINDAHAN
KEDUDUKAN NYAWA DITIAP-TIAP WAKTU
SUBUH
berada di SULBI Nabinya ADAM Warnanya PUTIH.
ZOHOR
berada di PUSAT Nabinya IBRAHIM warnanya KUNING.
ASHAR
berada di JANTUNG Nabinya YUSUF warna MERAH.
MAGRIB
berada di DADA Nabinya ISA warnanya BIRU.
ISYA
berada di OTAK Nabinya MUSA Warnanya HITAM.
UNTUK
DIBACA SEBELUM TAKBIRATUL IHRAM SEBELUM MEMBACA DOA PERTAMA
BAITULLAH,HU
ALLAH, HU BAINA ALLAH, RAHASIA ALLAH.
Caranya
kita hendak mengangkat TAKBIRATULIHRAM, Yaitu kita tarik napas dengan HU,
hakikat kita AKU masuk kedalam.
— Tatkala
kita mengangkat TAKBIR ingat ZAT – ALIF
— Tatkala
kita RUKU ingat SIFAT – SIFAT
— Tatkala
kita I’TIDAL ingat akan ASMA – LAM
— Tatkala
kita SUJUD ingat akan AF’AL – HA
Yaitu
sampai salam jangan lupa ;
ZAT –
ALIF SIFAT – LAM ASMA – LAM AF’AL – HA
LA ILAHA
ILLA ALLAH
1. Adapun
ALIF itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi Rahasia kepada MUHAMMAD, menjadi CAHAYA
kepada kita.
2. Adapun
LAM AWAL itu ibarat SIFAT ALLAH, menjadi RUPA kepada MUHAMMAD, menjadi
CAHAYANYA kepada kita.
3. Adapun
LAM ACHIR itu ibarat ASMA ALLAH, menjadi ILMU kepada MUHAMMAD, menjadi IMAN
kepada kita.
4. Adapun
HA itu ibarat AF’AL ALLAH, menjadi KELAKUAN kepada MUHAMMAD, menjadi HATI
kepada kita. Maka HU itu AKULAH ALLAH.
Leburnya
MUHAMMAD kepada ALLAH. LA itu AKULAH Raja Dunia dan Akhirat.
ZAT –
MA’RIFAT SIFAT – HAKIKAT ASMA – THARIKAT AF’AL – SYARIAT
Adapun
ZATnya Adapun SIFATnya Adapun ASMAnya Adapun AF’ALnya
Nyata
kepada nyata kepada nyata kepada nyata kepada
MA’RIFAT.
HAKIKAT. THARIKAT. SYARIAT.
— Adapun
SYARIAT nyata kepada kelakuan TUBUH INSAN.
— Adapun
THARIKAT nyata kepada kelakuan HATI INSAN.
— Adapun
HAKIKAT nyata kepada kelakuan NYAWA INSAN.
— Adapun
MA’RIFAAT nyata kepada kelakuan FUAD INSAN.
Inilah
rupa yang 4 perkara ini, jangan tidak diketahui risalah tersebut dibawah ini.
ZAT SIFAT
ASMA AF’AL
MA’RIFAT
HAKIKAT THARIKAT SYARIAT
RAHASIA
NYAWA HATI TUBUH
MIM HA
MIM DAL
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
Adapun
asal tubuh ( lembaga ) terdiri dari 4 ( empat ) nasar ialah :
1). TANAH
2). AIR 3). ANGIN 4). API
Kesemuanya
ini daripada NUR MUHAMMAD ( Muhammad Al – qur’an ).
Adapun
asal kejadian diri terdiri dari 3 perkara ialah :
1. BAPAK
2. IBU 3. TUHAN
- Urat
besar – Rambut – Penglihat
- Urat
kecil – Kulit – Pendengar
- Tulang
– Daging – Pengrasa
- Otak –
Darah – Pencium
-Nyawa
Ketiga
perkara ini jumlahnya 13 ( tigabelas ) dan ini terhimpun dalam rukun 13 (
tigabelas – Rukun Sembahyang ( Hadist).
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
1.
Bismillah 1. Kepala kita.
2.
Arrachman 2. Mata kita.
3.
Arrachim 3. Antara kedua mata kita.
4.
Alhamdulillah 4. Muka kita.
5.
Rabbil’alamin 5. Telinga kanan kita.
6.
Arrachman 6. Telinga kiri kita.
7.
Arrachim 7. Tangan kanan dan kiri.
8. Malikiyyaumiddin
8. Belakang kita.
9.
Iyyakana’budu 9. Kulipak ( kulit ) kita.
10.
Waiyyakanasta’in 10. Dada kita.
11.
Ihdinasyirotol mustaqim 11. Urat lidah kita.
12.
Syirotollazina an’amtaalaihim 12. Pusat kita.
13.
Ghoirilmagdhubi alaihim 13. Empedu kita, Hati kita.
14.
Waladdollin 14. Hati kura ( paru – paru ) kita.
15. Amin
15. Jantung kita.
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
1.
SYARIAT 2. THARIKAT 3. HAKIKAT 4. MA’RIFAT
Syariat
tubuh Af’al Allah (diri terperiksa – Syariat Ilmu yaqin).
Tharikat
hati Asma Allah (diri terperi – Tharikat Ainul yaqin).
Hakikat
roh Sifat Allah (diri tadjali – Hakikat Hakkul yaqin).
Ma’rifat
Rahasia Zat Allah (diri tadjali – Ma’rifat malul yaqin).
LA –
ILAHA – ILLA – ALLAH – LAILAHAILLALLAH
LA :
Jasmani yakni syariat tubuh ( Syariat itu perbuatan – Djalla ).
ILAHA :
Rochani yakni tharikat hati ( Tharikat itu kataku – Jamal ).
ILLA :
Hakikat nyawa ( Hakikat itu kediamanku – Qahar ).
ALLAH :
Ma’rifat atau rahasia ( Ma’rifat itu rahasiaku – Kamal ).
LA :
Menjadi ALCHAMDU atau ZAT Hayat.
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
Apabila
kita hendak mancari/mengenal diri,maka hendaknya terlebih dahulu kita
ketahui/kita kenal akan RAHASIA NUR MUHAMMAD karena rahasia Nur Muhammad itulah
sebenar-benar diri.
“ RAHASIA
NUR MUHAMMAD “ : Adapun yang bernama diri itu terbagi 2(dua) bagian, pertama
diri yang lahir, kedua diri yang bathin. Adapun yang lahir berasal daripada
ANAMIR ADAM yakni 4(empat) perkara:
1. API 2.
ANGIN 3.AIR 4.BUMI
a. Adapun
API itu terbit daripada yang bathin berhuruf ALIF, bernama ZAT, menjadi
RAHASIA, hurufnya DARAH pada kita.
b. Adapun
ANGIN itu terbit daripada yang bathin berhuruf LAM AWAL, bernama SIFAT menjadi
NYAWA, hurufnya NAFAS pada kita.
c. Adapun
AIR itu terbit daripada yang bathin berhuruf LAM ACHIR, bernama ASMA menjadi
HATI, hurufnya MANI pada kita.
d. Adapun
BUMI itu terbit daripada yang bathin berhuruf HA, bernama AF’AL menjadi
KELAKUAN, hurufnya TUBUH pada kita.
Jadi jika
demikian Diri kita yang lahir itu terbit daripada bayang-bayang diri kita yang
bathin jua,yang berhuruf atau berkalimah ALLAH,dan jangan kiranya kita syak dan
waham lagi.
Kemudian
daripada itu hendaklah kita fikirkan pula diri kita yang sudah berhuruf atau
berkalimat ALLAH itu,bagaimana hendaknya supaya jangan sampai tersalah sangka.
Kemudian sesudah kita ketahui diri yang lahir itu,hendaknya kita ketahui pula
diri yang bathin,siapa dan yang mana. Karena diri yang bathin itulah yang
mengenal Tuhannya,seperti sabda Nabi Muhammad MAN ARAFA NAFSAHU FAQOD ARAFA
RABBAHU : Artinya, barang siapa yang mengenal akan dirinya, maka dikenalnya
akan Tuhannya.
Tetapi
sebelum kita mengenal diri yang bathin,maka hendaknya lebih dahulu diri kita
yang lahir itu,yang berwujud nama ALLAH itu. Kita matikan sebelum daripada
mati,seperti firman Allah didalam Qur’an ; ANTAL MAUTU QOBBAL MAUTU, Artinya
engkau matikan dirimu sebelum kamu mati.
Maka
jikalau sudah kita matikan diri kita yang lahir,barulah nyata diri kita yang
bathin,yang bernama sebenar-benarnya diri.
Adapun
mematikan diri yang berhuruf atau berkalimah nama Allah itu demikian caranya :
pertama manafikan hurufnya ALIF-LAM-LAM-HA.
1. ALIF –
ALLAHUSSAMAWATUWAL ARD.
2. LAM –
LILLAHISSAMAWATIWAL ARD.
3. LAM –
LAHULMULQUSSAMAWATIWAL ARD.
4. HA –
HUWAL AWALU WAL ACHIRU WAL ZAHIRU WAL BATHINU.
Jadi
kalau diri kita yang lahir itu nyata sudah FANA,artinya berkali-kali tiada
mempunyai apa lagi,seperti kata lafat :
“ MIN
ADAMIN ILLA UJUDIN WAMIN UJUDINILLA ADAMIN “ Artinya, Daripada tiada menjadi
ada dan daripada ada kembali kepada tiada.
Jadi
maksudnya kita ini ( diri kita yang lahir ini ) sudah fana kepada diri yang
bathin,artinya yang lahir ini sehelai rambutpun tiada mempunyai apa lagi,dan
tiada boleh dikatakan ada lagi. Pada ILMUnya hanya diri yang bathin jua,ialah
yang bernama MUHAMMAD. Seperti firman Allah didalam hadist qudsyi : CHALAQAL
ASYIA LIAZLIKA WAHA OTUHALILAZLI, Artinya ; kujadikan engkau karenaku ya
Muhammad.
Jadi
jelaslah bahwa yang bernama MUHAMMAD itulah sebenar-benarnya diri yang
bathin,dan hendaknya janganlah kita syak dan waham lagi,karena MUHAMMAD itulah
yang ada mempunyai :
TUBUH,
HATI, NYAWA, dan RAHASIA.
1. Adapun
TUBUH MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM IHSAN yakni SYARIAT.
2. Adapun
HATI MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM DJITSIH yakni THARIKAT.
3. Adapun
NYAWA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM MISAL yakni HAKIKAT.
4. Adapun
RAHASIA MUHAMMAD itulah yang bernama ALAM ROH yakni MA’RIFAT.
Maka
sesudah demikian itu hendaklah MUHAMMAD itu pula yang mengenal TUHANNYA,tetapi
belum lagi MUHAMMAD bisa mengenal Tuhannya,jika belum lagi fana TUBUHNYA,
HATINYA, NYAWANYA, RAHASIANYA, ZATNYA, SIFATNYA, ASMANYA dan AF’ALNYA. Seperti
firman Allah didalam Qur’an :
QUL
HUALLAHU AHAD,Artinya ; Katakan olehmu Ya Muhammad,bahwasanya Allah Ta’ala ESA.
ESA pada ZATNYA, ESA pada SIFATNYA, ESA pada ASMANYA, dan ESA pada AF’ALNYA.
Dan lagi
firman Allah didalam Al – Qur’an :
“
WATAWAKKAL ALAL HAYYIL LAZILA YAMUTU “ Artinya,serahkan dirimu Ya Muhammad
kepada Tuhanmu yang hidup dan tiada mati.
Maka
keterangan MUHAMMAD meng – Esakan dan menyerahkan diri kepada Allah seperti
tersebut dibawah ini,dan jangan syak dan waham lagi pada perkataan ini.
1. Adapun
BATHIN MUHAMMAD,ZAT kepada Allah, RAHASIA kepada hamba.
2. Adapun
AWAL MUHAMMAD, SIFAT kepada Allah, NYAWA kepada hamba.
3. Adapun
ACHIR MUHAMMAD, ASMA kepada Allah, HATI kepada hamba.
4. Adapun
ZAHIR MUHAMMAD, AF’AL kepada Allah, TUBUH kepada hamba.
Adapun
yang disebut / dinamakan HAMBA itu tiada lain ialah MUHAMMAD jua dan jangan
disangka bahwa yang disebut HAMBA itu KITA, itu salah karena kita ini pada
ilmunya sudah tidak ada lagi.
Jadi
RAHASIA, NYAWA, HATI dan TUBUH MUHAMMAD itupun tiada jua karena tubuh fana
kepada Zatnya, Sifatnya, Asmanya, Af’alnya, yakni Allah jua,seperti firman
Allah “ HUWAL AWWALU WAL AHIRU, WAL ZAHIRU WAL BATHINU “ Artinya ia jua Tuhan
yang awal,tiada baginya berpermulaan dan ia jua achir yang tiada baginya
berkesudahan dan ia jua yang Zahir serta ia jua yang Bathin.
Jadi
Muhammad itu hanya sekedar nama jua. Adapun keterangan yang lebih jelas lagi yang
lebih menentukan bahwasanya itu tiada mempunyai sesuatu melainkan hanya sekedar
nama jua,adalah seperti tersebut dibawah ini :
1.
Seperti yang dikatakan RAHASIA MUHAMMAD itu,yang sebenar-benarnya tiada lain
daripada kezahiran Lima SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ Qala ” yaitu ;
WJUD, QIDAM, BAQA, MUCHALAFATUHULILHAWADDIS, QIYAMUHU TA’ALA BINAFSIH.
2. Adapun
yang dikatakan NYAWA MUHAMMAD itu,yang sebenar-benarnya tiada lain daripada
kezahiran Enam SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ ILAHA “ yaitu ; SAMA,
BASAR, QALAM, SA’MIUN, BASHIRUN, MUTAKALLIMUN.
3. Adapun
yang dikatakan HATI MUHAMMAD itu,yang sebenar-benarnya tiada lain daripada
kezahiran Empat SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ ILLA “ yaitu ; QODRAT,
IRADAT, ILMU, HAYAT.
4. Adapun
yang dikatakan TUBUH MUHAMMAD itu,ang sebenar-benarnya tiada lain daripada
kezahiran Lima SIFAT ALLAH jua yang dinamakan kalimah “ ALLAH “ yaitu ;
QADIRUN, MURIDUN, ALIMUN, RAJAUN, WAHDANIAT.
Jadi yang
bernama MUHAMMAD itu sebenar-benarnya adalah SIFAT TUHAN jua,yaitu SIFAT
KEBESARAN, KEELOKAN dan KESEMPURNAAN, ialah yang dinamakan KALIMAH TAUHID yang
mulia yaitu LAILAHAILLALLAH artinya tiada yang terdahulu hai MUHAMMAD dan tiaa
yang terkemudian Ya MUHAMMAD.
Kemudian
daripada itu hendaklah diketahui pula maksudnya Kalimah yang mulia itu supaya
jangan syak dan waham lagi pada pengetahuan TAUHID dan MA’RIFAT.
Adapun
kalimah LA ILAHA ILLA ALLAH itu terbagi ddua bagian :
Pertama,
LA ILAHA. Dan yang Kedua, ILLA ALLAH. Adapun LA ILAHA ialah SIFAT KEKAYAAN yang
tiada ada kekurangannya,yaitu Allah Ta’ala. Dan ILLA ALLAH itu ialah SIFAT
KEKURANGAN yang masih berkahendak,yaitu Muhammad.
Kemudian
hendaklah diketahui pula yang bernama MUHAMMAD itu apa oleh ALLAH TA’ALA dan
yang bernama ALLAH TA’ALA itu apa oleh MUHAMMAD supaya benar-benar bisa menjai
TAUHID pada Kalimah yang mulia ini. Adapun MUHAMMAD ITU HAMBA. Artinya,
Rahasianya oleh Allah Ta’ala,karena Allah itu adalah nama bagi ZAT yang wajibul
wujud dan mutlak,yakni BATHIN MUHAMMAD.
TA’ALA
itu adalah nama bagi SIFAT,yakni ZAHIR MUHAMMAD. Jadi ZAHIR dan BATHIN MUHAMMAD
itulah yang bernama ALLAH TA’ALA. Dengan demikian maka patutlah kalimah yang
mulia itu dinamakan Kalimah Tauhid artinya Kalimah ESA. Yaitu :
LAILAHAILLALLAH
Maka pada
kalimah yang mulia inilah pertemuan HAMBA dengan TUHANNYA. Lagi pula kalimah
yang mulia ini diumpamakan sebesar-besar gedung perhimpunan segala
RAHASIA,segala ROH,segala NYAWA, segala ILMU dan segala ISINYA,segala ISLAM,
segala IMAN,segala TAUHID dan MA’RIFAT,yang kesemuanya terhimpun didalam
kalimah yang mulia ini.
Dan
hendaklah diamalkan supaya mahir,seperti :
JAUMUN
RASA JAUMUL MESRA. Artinya, Mesrakan pada siang dan malam yang terutama sekali
didalam atau diwaktu sembahyang Lima Waktu. Karena diwaktu itulah Tuhan
menurunkan petunjuk yang dinamakan WAHYU ( bagi para Nabi-Nabi dan
Rasul-Rasulnya atau yang dinamakan ILHAM untuk manusia biasa seperti kita ).
Dan jikalau kita sudah faham betul maksud bicaranya tentulah kita gemar dan
rajin mengamalkannya Kalimah yang mulia ini.Karena sudah tahu betul dan terang
betul bahwasanya kita ini tiada ada mempunyai sesuatu.
Jadi
tiada boleh lagi dikatakan yang berkata-kata ini kita,karena apabila dikatakan
yang berkata-kata ini adalah kita,berarti Tuhan fana kepada kita bukan kita
fana kepada Tuhan. Maka yang demikian ini mustahil dan yang sebenar-benarnya
kita jua yang fana kepada Tuhan ( ALLAH ).
Rupa niat
Kanitah itu ialah niat dalam hati serta selamanya daripada takbirnya menyusun
lafadz serta maknanya dan niat Tawasijah itu membagikan niat itu daripada
suku-suku takbir daripada asal hingga Allahu akbar. Itulah niat yang batal
keduanya.
Adapun
niat Arifiyah itu ialah bahwa menghadirkan. Ialah yang pertama-tama sembahyang
dengan Qasat, tha’arat, tha’ain. Terdahulu sedikit daripada Takbir,maka dimulai
niat itu daripada Allahu dan disudahi dengan Akbar. Jangan terdahulu dan
terkemudian.
Adapun
niat Kamaliyah itu ialah masuk ia pada niat Arifiyah jua,karena niat Arifiyah
itu 3(tiga) derajat didalamnya ialah :
1.
DUNI,artinya segala yang wajib pada syara’ dikerjakan memadai akan dia.
2.
WASTA’I,artinya yang sempurna.
3.
QAAWI,artinya terlebih sempurna daripada yang amat sempurna,yaitu niat
Nabi-Nabi dan Wali-Wali yang memakainya.
\
BISMILLAHIRRACHMANIRRACHIM
Alhamdulillahi
rabbil’alamin washolatu wassalamu’ala syaiyidina ,ursalin wa’ala alihi
wasahabihi adjam’in, amma ba’du. Adapun kemudian dari pada itu diketahui olehmu
hai thalib, bahwasannya tiada sempurna bagi seseorang mengenal dirinya, jika
tidak ada tahu akan asalnya diri. (kejadian diri) dan mengetahui akan yang
mula-mula dijadikan Allah Subhanahu wata’ala, seperti sembahyang mula-mula
dijadikan Allah subhanahu wata’ala. Seperti sembah ABDILLAH bin ABBAS R.A.
katanya, Ya Junjunganku, apakah jua yang mula-mula dijadikan Allah Subhanahu
wata’ala. Maka sabda Nabi Muhammad SAW. Yang artinya : Bahwasannya Allah Ta’ala
menjadikan dahulu daripada segala Asyia ini yaitu NUR NABIMU. Maka nyatalah Roh
Nabi kita Muhammad SAW itu dijadikan lebih dahulu daripada Asyia, dan lagi
dijadikan Allah Ta’ala daripada ZATnya, seperti kata Syeh Abdulwahab yang
artinya; Allah Ta’ala menjadikan Roh Nabi Muhammad itu daripada Zat-nya. Dan
menjadikan sekalian ala mini jadi daripada NUR NABI MUHAMMAD. Maka nyatalah Roh
sekalian alam ini daripada NUR MUHAMMAD dan segala batang tubuh kita ini jadi
daripada ADAM seperti Sabda Nabi Muhammad Saw. Yang artinya : Aku adalah bapak
oleh sekalian ROH dan Nabi ADAM adalah bapa oleh segala batang tubuh, Karena
Nabi ADAM itu dijadikan ia daripada Tanah, seperti Firman Allah yang artinya;
aku jadikan INSAN ADAM daripada tanah, tanah itu adalah NUR yang dijadikan ia
daripada AIR, dan AIR itu NUR MUHAMMAD SAW. Maka nytalah ROH kita Tubuh kita
Tubuh kita serta sekalian ala mini jadi daripada NUR MUHAMMAD SAW. Maka
nyatalah ROH kita tubuh kita serta sekalian ala mini jadi daripada NUR MUHAMMAD
kepada ROHMU dan kepala BATANG TUBUHMU dan kepada sekalian kainat, insya Allah
melihatlah engkau akan keelokan dan Dzat wajibal wujud lagi yang suci adanya,
karena tubuh kita yang samar ini sekali-kali tiada dapat mengenal ALLAH TA’ALA
karena ia NUR MUHAMMAD dan me-musyahadahkan NUR MUHAMMAD, adalah ia memesakan
TUHANNYA dan sebagai bukti (dalil) keadaan akan kezairan dan kenyataan bag
ujudnya, maka bagi tiap-tiap yang datang kepadamu itu seperti; penglihat,
pendengar, pengrasa, dan lain sebagainya, yaitu semata-mata sebab NUR MUHAMMAD
jua. Seperti firman Allah Ta’ala yaitu NUR, dan firman Allah yang artinya
barang yang dating kepadamu yaitu hak Allah yang artinya barang yang datang
kepadamu yaitu hak Allah daripada Tuhanmu, yaitu NUR dan kepada NUR itulah
perhimpunan dan perjalanan segala AULIA dan ARABIA yang mursalin mengenal ALLAH
TA’ALA dan mula-mula sampai pendapat Aribillah pada martabat ini karena ia asal
kejadian alam seperti Firman Allah didalam Hadist Qudsyi yang artinya ; Ya,
MUHAMMAD, engkau kujadikan karena-ku dan aku jadkan semesta sekalian ala mini
karenamu. Maka sabda Nabi MUHAMMAD SAW. Yang artinya ; Aku daripada Allah dan
sekalian MU’MIN daripada aku. Maka hendaklah berpegang kepada NUR itu, Cuma ada
didalam ibadat atau lainnya. Yang lain daripada pekerjaan. Kemudian ketahui
pula olehmu akan sebenar-benarnya diri, seperti kata Syeh ABDUR RAUP ; Bermula
yang sebenar-benarnya diri itu adalah NYAWA dan yang sebenar-benarnya NYAWA itu
adalah NUR MUHAMMAD dan se-benar-benarnya NUR MUHAMMAD itu adalah SIFAT dan
se-benar-benarnya SIFAT itu adalah ZAT HAYAT bukan ZAT HAYUN. Tetapi tiada lain
kata setengah ulama, bermula yang sebenar-benarnya DIRI itu adalah ROH, tatkala
ia asuk bagi sekalian tubuh maka bernama NAFAS,Dan tatkala ia berkehendak
bernama HATI, dan tatkala ia ingin sesuatu bernama NAFSU dan tatkala ia dapat
memilih akan sesuatu bernama ICHTIAR, dan tatkala ia percaya akan sesuatu
bernama IMAN, dan tatkala ia dapat memperbuat barang sesuatu bernama AKAL, dan
poko/pangkal AKAL itu adalah ILMU itulah se-benarnya DIRI, dan kepada diri
itulah ZAHIRNYA TUHAN, seperti sabda nabi MUHAMMAD SAW. ZAHIRU RABBI WAL
BATHINU ABDI, artinya Lahir Tuhan itu ada pada bathin hambanya, yakni pada ILMU
HAKIKAT yang putus adanya dan tiadanya dan Esanya. Kemudian daripada itu maka
hendaklah engaku kenal DIRI itu supaya sempurna mengenal ALLAH TA’ALA, seperti
Sabda Nabi MUHAMMAD SAW. MAN ARRAFA NAFSAHU FAQAD ARRAFA RABBAHU, artinya,
barang siapa mengenal akan dirinya, niscaya menegenal akan Tuhannya. Bermula
mengenal DIRI itu terdiri atas 2 (dua) perkara; Pertama hendaklah kita ketahui
Asal diri seperti yang tersebut di atas tadi, Kedua hendaklah MATIKAN DIRIMU
seperti Firman Allah; ANTAL MAUTU QABLAL MAUTU artinya matikan dirimu sebelum
kamu mati. Bermula mematikan diri itu seperti ; WALA QADIRUN, WALA MUDIRUN WALA
ALIMUN, WALA HAYUN, WALA SAMI’UN WALA BASHIRUN, WALA MUTAKALIMUN, artinya ;
tiada hambanya kuasa, tiada berkehendak, tiada tahu, tiada hidup, tiada
mendengar, tiada melihat, tiada berkata-kata. Yang kuasa hanya Allah, yang tahu
hanya Allah, yang hidup Allah, yang mendengar Allah, yang melihat Allah,
berkata-kata Allah serta Maujud dan Esa Allah jua. Maka falah sekalian DIRI itu
di dalam DIRI Ahdiat Allah yakni ; fanalah di dalam ILMUNYA ALLAH yang Qadim
adanya. Kemudian daripada itu maka hendaklah diketahui akan SYIR ALLAH didalam
UJUD IHSAN ini, niscaya senantiasa di dalam dosa, seperti Sabda Nabi MUHAMMAD
SAW, yang artinya ; Bermula ADAM itu di dosa yang amat besar dan dosa itu
sebagiannya yakni tiada sempurna mengenal Allah Ta’ala jikalau diri di dalam
kebaktian, karena kebaktian itu adalah umpama JASAD dan ROH, demikian pula
kebaktian tiada sempurna jika tiada dengan ILMU, demikianlah adanya. Adapun
SYIR ALLAH DIDALAM UJUD INSAN itu seperti Firman Allah di dalam Hadist Qudsyi
yang artinya ; bermula INSAN itu RAHASIAKU dan AKUPUN RAHASIANYA. Dan lagi
Firman Allah di dalam Hadist Qudsyi yang artinya ; INSAN itu RAHASIAKU dan AKU
RAHASIANYA, atau RAHASIAKU itu SIFATKU dan sifatku itu tiada lain daripada AKU.
Maka kata GHAUSYALU AZIM yang artinya ; TUBUH MANUSIA, NAFSUNYA, HATINYA,
NYAWANYA, PENDENGARANNYA, PENGLIHATANNYA, TANGANNYA, KAKINYA, dan sekalaiannya
itu AKU nyatakan dengan azzaku dirinya bagi diriku itu tiada lain daripada AKU,
dan aku tiada lain nDARIPADANYA. Dan ketahui olehmu bahwasannya HAK ALLAH
SUBHANAHU TA’ALA itu tiada ia berdengan segala AF’ALNYA seperti Firman Allah
“WAHUWA MA’AKUM AINAM KUNTUM” artinya Tiada ada kamu, Allah Ta’ala beserta
kamu, dan lagi Firman Allah. Artinya di dalam DIRI KAMU jua AKU, maka tiadalah
KAMU melihat akan DAKU, karena aku terlehampir daripada HATI MATAMU YANG HITAM
DENGAN YANG PUTIH. Maka hendaklah engkau tilik tiap-tiap sesuatu daripada ala
mini ALLAH TA’ALA serta di dalamnya, seperti sabda Nabi MUHAMMAD SAW yang
artinya, barang siapa menilik kepada sesuatu, jika tiada dilihatnya Allah
Ta’ala didalamnya, maka tiliknya itu bathal yakni sia-sia. Maka kata Syaiyidina
ABU BAKAR artinya ; tiada aku lihat akan sesuatu melainkan padahal aku lihat
Allah Ta’ala dahulunya. Jadi yang mengata kalimah LAILAHA ILLA ALLAH itu tiada
lain IA jua memuji DIRI-NYA, seperti Firman Allah di dalam Qur’an :
1.
ABABARALLAH ILLALIAH artinya ; Tiada yang menyebut Allah hanya Allah
2.
LAYA’JAHARALIAH ILLALLAH artinya ; Tiada yang menyembah Allah hanya Allah
3.
LAYU’RIFULLAH ILLALLAH artinya ; Tiada yang melihat Allah hanya Allah
4.
LAYA’BUDULLAH ILLALIAH artinya ; Tiada yang mngenal Allah hanya Allah
1. ZAT
bagi ALLAH, NAFSIAH pada MUHAMMAD, NAFAS pada ADAM
2. SIFAT
bagi ALLAH, SALBIAH pada Muhammad, TUBUH pada ADAM
3. ASMA
bagi ALLAH, MA’ANI pada MUHAMMAD, HATI pada ADAM
4. AF’AL
bagi ALLAH, MA’NAWIYAH pada MUHAMMAD, RAHASIA pada ADAM
Kemudian
yang empat sifat itu dibagi dua :
1.
Pertama ; SIFAT mengadakan SYORGA dan NERAKA
2. Kedua
; SIFAT mengadakan DOSA dan PAHALA, jahat dan baik
I.
ISTIGNA bagi Allah, SIFAT KETUHANAN pada MUHAMMAD, ILMU pada ADAM
II.
ISTIGFAR bagi Allah, SIFAT BERCAHAYA (NUR) pada MUHAMMAD ADA pada ADAM
Adapun
yang terkandung didalam yang empat sifat ini ;
1. SIFAT
NAFSIAH = ialah NYAWA, pada kita
2. SIFAT
SALBIAH = ialah KULIT, URAT, TULANG, DAGING, DAN
DARAH
3. SIFAT
MA’ANI = ialah HATI, JANTUNG, SIMIT, RABU, EMPEDU, DAN
RAMBUT
4. SIFAT
MA’NAWIYAH = ialah OTAK, SUMSUM, MENDENGAR, MELIHAT,
MENCIUM,
BERKATA
Inilah
yang dinamakan asal tubuh kita daripada sifat (empat sifat adanya).
ASYHADU
ALLA ILAHA ILLA ALLAH = Zat Wajibal wujud, qadim yang kusembah
WAASYHADU
ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH = harap kurnia ampun, Rahmad dari pada Allah.
Adapun
SEMBAHYANG LIMA WAKTU terhimpun didalam ALHAMDU, keluar daripada CAHAYA MANIKAM
yang PUTIH yaitu HATI pada kita.
ALIF =
SUBUH dua raka’at ROH dan JASAD. Keluar daripada CAHAYA MANIKAM
yang
HIJAU yaitu EMPEDU pada kita.
LAM =
ZUHUR empat raka’at DUA KAKI (empat potong/ruas) keluar daripada
CAHAYA
MANIKAM yang MERAH yaitu PARU-PARU pada kita.
HA =
ASHAR empat raka’at DUA TANGAN (empat potong/ruas) keluar daripada
CAHAYA
MANIKAM yang KUNING yaitu JANTUNG pada kita.
MIM =
MAGHRIB tiga raka’at DUA LOBANG HIDUNG + SATU LOBANG KULIT.
Keluar
daripada CAHAYA MANIKAM yang HITAM, LIMPA pada kita.
DAL =
ISYA empat raka’at DUA BIJI MATA + DUA LOBANG KUPING, Amal ROH
ialah
NYAWA, Amal HAti ialah PENGETAHUAN, Amal TUBUH ialah
BADAN.
HUKUM
SYAHADAT : Pertama = Mengesakan Zat Allah Ta’ala : ADA. DIA KEKAL
BERSALAHAN
dan BERDIRI SATU.
Kedua =
Mengesakan Sifat Allah Ta’ala HIDUP, TAHU,
KUASA,
BERKEHENDAK, MENDENGAR,
MELIHAT
dan BERKATA-KATA.
Ketiga =
Mengesakan Af’al Allah Ta’ala ; yang HIDUP, YG
TAHU, YG
KUASA, YG BERKEHENDAK, YG
MENDENGAR,
dan YG BERKATA-KATA.
Keempat=
Meng-esakan kebenaran Rasulullah Saw
PERCAKAPAN
YG BENAR, PERJALANAN YANG
BENAR,
DAN PENGETAHUAN YANG BENAR.
LA ILAHA
ILLA ALLAH, ialah nama bagi ROHUL HAYAT
MUHAMMADAR
RASULULLAH, ialah nama bagi TUBUH INSAN KAMIL.
LA ILAHA
ILLA ALLAH = LA ; Sifat Mafsiah. ILAHA ; Sifat salbiah, ILLA : Sifat
Ma’ani,
dan ALLAH Sifat Ma’nawiyah.
LA =
Kalimah IMAN, artinya IMAN itu percaya didalam hati kepada Allah.
ILAHA =
Kalimah ISLAM, artinya ISLAM itu mengerjakan segala perintah
ALLAH,
dan menjunjung segala perintah ALLAH serta menjauhi segala
yang
dlarang oleh ALLAH.
ILLA =
Kalimah TAUHID, artinya itu mengesakan ALLAH daripada segala
SIFAT
yang bersekutu dengan ALLAH.
ALLAH =
Kalimah MA’RIFAT, artinya MA’RIFAT itu pengenalan kepada Allah
dengan
jalan MA”RIFAT yang putus.
Kemudian
diketahui olehmu hai Thalib, adapun yang dinamakan ISLAM itu daripada Kalimah
LAILAHAILLALLAHI. Maka wajib diketahui dahulu Kalimah itu barulah dinamakan
ISLAM, yang asalnya demikian Firman Allah ; WA’TASHINU BIHABILLAHI SAMI’AN WALA
WALA TAPARRAQU, artinya ; berpeganglah kamu kepada tali Allah dan janganlah
engkau bercerai. Adapun berpegang kepada tali Allah itu adalah seperti yang
tersebut dibawah ini.
HU = Puji
NYAWA, zikir waktu naik, nyawa keluar.
ALLAH =
Puji ROH, zikir waktu turun, nyawa masuk.
ZIKIR
ALLAH = Sama dengan Zikir LA ILLAHA ILLA ALLAH.
Maka kata
Syaiyidina UMAR ; WAMA RAAITU SYAI’AN ILLA WARRAITUL LAHI BA’DAH, artinya Tiada
aku lihat akan sesuatu melainkan aku lihat Allah Ta’ala sertanya. Dan berkata
SYAIYIDINA ALI ; WAMA RAAITU SYAI’AN ILLA WARRAITULLAHI FIHI ; artinya Tiada
aku lihatakan sesuatu melainkan aku lihat Allah Ta’ala di dalamnya. Maka
sekalian dalil dan hadist serta sekalian kata sahabat-sahabat ini adalah
perhimpunan WAHDAH Seperti Firman Allah ; ALLAHU BIKULLI SYA’IN MUHITH, artinya
Allah Ta’ala itu meliputi ia bagi tiap-tiap sesuatu, seperti BESI diliputi oleh
API. Begitulah pandang kita kepada Allah Ta’ala tempat perhimpunan daripada
LAILAHA ILALLAH didalam TAKBIRATUL IHRAM, dan segala niat dan I’tikad inilah
jalannya, maka berhimpunlah 4 (empat) huruf itu pada kalimah ALLAH. Huruf Allah
itu apabila dihilangkan huruf ALIF maka terbacalah LILLAH, apabila dihilangkan
huruf LAM AWAL maka terbacalah oleh kita LAHU, apabila dihilangkan huruf LAM
ACHIRNYA, maka terbacalah oleh kita HU, dan apabila fana huruf LAM itu, maka
tiadalah dapat terbaca lagi ALLAH tersebut. Untuk mengetahui dengan
sesungguhnya atas kefanaan atau setelah fananya huruf HA ini, maka bicarakanlah
olehmu baik-baik. Hai salah seorang yang meuntut ilmu jalan kepada Allah
Ta’ala. Bicarakanlah olehmu baik-baik huruf atau perkataan itu (perkataan Allah
itu) dengan seorang Guru yang boleh atau berhak mengeluarkannya perkataan yang
sedikit ini,karena perkataan ini terlebih keras daripada DUNIA ini, terlebih
keras daripada BATU, terlebih keras daripada BESI dan terlebih keras daripada
Segala yang keras dan jikalau tiada ilmunya, sekalian amalnya dan Itikadnya,
maka jauhilah daripada makam Nabi MUHAMMAD SAW. Inilah jalannya SYUFI, ARIBILLAH
dan ALIMBILLAH namanya.
Inilah
jalan bagi segala AULIA dan AMBIA, segala jalan ARIBILLAH itu tiada ia menilik
DIRINYA itu ada baginya UJUD lain selain UJUD ALLAH Ta’ala semata-mata. Bagi
Allah Ta’ala jua yang ada baginya UJUD dan baginya ZAT dan baginya SIFAT BAQA
seperti firman Allah ; MAN ARAFA NAFSAHU BIL FANA’I, FAQAD ARAFA RABBAHU BIL
BAQA’I, artinya ; Barang siapa mengenal DIRINYA dengan FANA, bahwasannya
dikenalnya TUHANNYA DENGAN BAQA. Bermula inilah jalan NABI MUHAMMAD mengenal
kepada Allah Ta’ala yaitu HADAP YG TIADA BERPUTUS, tiada BERKETIKA, tiada
LALAI, tiada LUPA, tiada berkeputusan, atau BERKESUDAHAN siang dan malam,
senantiasa CINTA dan KASIH kepada ALLAH TA’ALA, baik pada waktu Tidur maupun
jaganya. Inilah yang sebenar-benarnya jalan MA’RIFAT kepada ALLAH TA’ALA, yaitu
menghilangkan segala pekerjaan dunia, mengerjakan akan ilmunya dan
menghancurkan akan segala pandangannya, maka berhimpunlah kesemuanya ini
daripada huruf HA seperti disebutkan terdahulu. Maka disanalah kita MEMATIKAN
UJUD DIRI KITA, SIFAT KITA, ASMA KITA, DAN AF’AL KITA. Demikianlah kita mencari
yang dinamakan RAHASIA ALLAH dengan MUHAMMAD. Adapun orang AHLI SHUFI
mengucapkan ZIKIR ALLAH itu ada empat perkara kesempurnaannya :
1. LA
ILAHA ILLA ALLAH pada Syari’at : Tiada ada Tuhan yang lain hanya Allah.
2. LA
ILAHA ILLA ALLAH pada Tharikat : Tiada aku kasih yang lain hanya Allah.
3. LA
ILAHA ILLA ALLAH pada Hakikat : Tiada aku kasih yang lain hanya Allah.
4. LA
ILAHA ILLA ALLAH pada Ma’rifat : Tiada ujud sesuatu hanya ujud Allah.
1. Barang
siapa menyebut LAILAHAILLALLAH dengan katanya tiada lidahnya, maka kafirlah
orang itu pada zahirnya dan selamanya pada bathinnya.
2. Barang
siapa menyebut LAILAHAILLALLAH dengan lidahnya dan tiada tasdik hatinya, maka
kafirlah ia.
3. Barang
siapa menyebut LAILAHAILALLAH dengan lidahnya dan tasdik hatinya, maka orang
mu’miniah ia dengan se-benarnya mu’min.
4. Barang
siapa mengekalkan ia akan ujud itu, maka fanalah ia di dalam menyebut LA
ILAHAILALLAH, maka orang itu WALI ALLAH, karena kita ini ke ESAAN ujud ALLAh
jua, sebab ujud Allah itu ujud HAKIKI dan ujud kita ini hanya ujud MUJAJI.
Adapun
tandil tergangi tiada mempunyai Ujud hanya Allah Ta’ala. Adapun kita ini
hamba-nya artinya MUNAJAT itu berkata-kata, adapun yang berkata ALLAHU AKBAR
itu Allah jua, bukannya kita, karena kita ini hamba-nya. Adapun MI’RADJ itu
LAIP, adapun LAIP itu tiada mempunyai DIRI, melainkan hanya Allah Ta’ala
bukannya kita, karena kita ini hambanya,
adapun
IHRAM itu artinya ter-cegang adapun ter-cengeng itu tiada tahu akan dirinya dan
dia tahu maka apabila hapuslah/fanalah dan tiada kelihatan ujud lagi ujud diri
kita, maka disanalah tempat kita menanamkan diri dengan Tuhan kita AZZA
WAZALLA, dan barulah kita bertemu GAIB dalam GAIB, Ujud didalam Ujud, Zat didalam
Zat, Sifat didalam Sifat, asma didalam Asma, Af’al didalam Af’al, Syir didalam
Syir, Rahasia didalam Rahasia dan Rasa didalam Rasa, maka disanalah kita
menerima ZAUK WADJDAN dan ASYIK menghasiki, inilah dalil yang menunjukkan diri
kepada ALLAH TA’ALA.
Kedua
martabat WAHDAH : artinya ESA karena Tunasah dan Tasbih ialah perhimpunan
SHALIK dan seperti laut dengan ombak maka tiadalah bercerai keduanya, maka
dinamai TA’IM AWAL artinya CINTA PERTAMA, yang bernama ALLAH dan MUHAMMAD,
bernama ZAT dengan ZAT, maka yaitu Sifat Allah Ta’ala : WAHUWA MA AKUM AINAMA
KUNTUK, artinya ; dimana saja kamu berada Allah Ta’ala beserta kamu. Dan mula
serta itu tiada bercerai ZAT dengan SIFAT, tiada bercerai TUHAN dengan MAKHLUK,
adapun menurut kelakuan disini ZAT UJUD ILMU NUR SYUHUD itu dinamai yaitu
HAKIKAT ASYIA, artinya ada yang se-benarnya, perkara yang maklum bukan perkara
ilmu (segala ilmu) Allah Ta’ala kemudiannya dan lagi seperti kata para
sahabat-sahabat Nabi terdahulu. Inilah pandangan orang aribillah yang sebenar-benarnya
jalan MA’RIFAT kepada ALLAH TA’ALA. Begitu pula pandang kita.
Adapun
yang terhimpun didalam tubuh kita ada DUA ROH, yang hendak diketahui ; Pertama.
ROH yang dinamakan ROH QUDUS
Kedua,
ROH yang dinamakan ROHANI,
zikir
sebutan ROHANI itu ucapannya – ALLAH-ALLAH
ROH QUDUS
itu ucapannya – HU – HU
Tiada
tahu akan Tuhannya, hanya bertemu GAIB didalam GAIB, SYEKH MUHAMMAD USMAN
pernah berwasiat kepada anaknya, yang artinya ; Hai anakku tiada dapat tidak
atau jangan tidak, wajib engkau ketahui serta engkau I’tikadkan didalam hatimu
ilmu yang 5 (lima) perkara ini, inilah yang dinamakan ILMU HAKIKAT. Artinya
ilmu Hakikat itu mengetahui dengan yakin hati, bukannya dengan bacaan atau
dengan perkataan lidah tetapi dengan diberi ESANYA ditetapkan didalam hati jua.
Maka
tiada berfaedah bacaan dengan lidah dan kalimat perkara tersebut adalah sebagai
berikut :
PERTAMA :
TAUHIDUL AF’AL
KEDUA :
TAUHIDUL SIFAT
KETIGA :
TAUHIDUL ASMA
KEEMPAT :
TAUHIDUL ZAT
Dan suatu
riwayat mengatakan sebagai berikut : FANA’IL AF’AL FANA’IL SIFAT dan FANA’IL
ZAT. Adapun Tauhidul Af’al itu seperti engkau kata ; LAFA’LUN ILLA FI’LULLAH,
artinya tiada mempunyai perbuatan melainkan se-mata perbuatan Allah Ta’ala jua
didalamnya (Hakikatnya). Dan Tauhidul Sifat itu yakni seperti engkau kata, dan
engkau i’tikatkan didalam hatimu : IA QUDRAT, IRADAT, ILMU, HAYAT, SAMA,
BASHAR, KALAM, artinya ; Tiadamempunyai KUASA, BERKEHENDAK, TAHU, HIDUP,
MENDENGAR, MELIHAT DAN BER-KATA-KATA. Melainkan kesemuanya itu daripada Allah
Ta’ala jua pada hakikatnya.
Adapun
Tauhidul ZAT itu seperti engkau kata engkau I’tikatkan didalam hatimu ; LA
MAUJUDA ILLALLAH, artinya tiada yang ujud didalam alam ini melainkan Allah
Ta’ala semata-mata pada Hakikatnya,karena sekalian alam (Ujud alam) ini tiada
maujud sendirinya, tetapi berdiri ujud kepada ujud Allah aza wazalla. Keempat
dalil Shuhudul Kasyrah, seperti telah diuraikan terdahulu, yaitu pandang yang
banyak didalam satu dan pandang yang satu didalam yang banyak. Maka pandang itu
olehmu dengan bahwasannya ujud sekalian alam ini berdiri kepada Ujud Allah
Ta’ala, tiada maujud sendirinya dan pandang olehmu bahwasannya Allah Ta’ala itu
maujud didalam sesuatu yang maujud maka disertakan pandangmu itu dengan pandang
PANDANG RAHASIA DIDALAM HATI. Gukan pandang yang dibangsakan dengan perkataan
dan lafad itu tiada memberi faedah.
Artinya
pandang olehmu bahwasannya Allah Ta’ala itu maujud ia didalam tiap-tiap sesuatu
ujud, yaitu pandang HAWIYAHNYA QIYAUMAHNYA dan Qudratnya serta kebesarannya dan
tiada diambil tempat dan Allah Ta’ala itu tiada menjadi rupa sesuatu, karena
Allah Ta’ala LAISAKAMISLIHI SYAI’UN WAHUWASSAMI’UL BASHIR artinya ; Tiada
menyamai Allah Ta’ala itu sesuatu juapun dan ia amat mendengar lagi amat
melihat akan segala pekerjaan baik yang zahir maupun yang bathin.
Dan lagi
ketahui olehmu bahwasannya sesungguhnya keadaan kita itu tetap selama-lamanya
didalam ILMU ALLAH TA’ALA jua, demikianlah se-benar-benarnya I’tikad kita, maka
itulah I’tikad sekalian para Nabi-Nabi Allah, sekalian wali Allah dan I’tikada
sekalian yang Sholih-Sholih maka janganlah kita ubah daripada i’tikad ini,
supaya sampai kepada jalan FANAFILLAH dan BAQABILLAH,Artinya ; LAIP KITA
DIDALAM ALLAH TA’ALA dan KEKAL ADANYA DENGAN ALLAH TA’ALA. Adapun artinya LAIP
itu ialah HAPUS, hapus itu tiada lagi kelihatan ZAT kita, kecuali ZAT Allah
Ta’ala se-mata. Begitulah hendaknya I’tikad dan pandang kita, umpamanya seperti
ombak ia bernama ombak atau laut sebab ia bernama laut, tetapi pada hakikatnya
adalah daripada AIR jua. Maka itu namanya tiga hakikat tetapi berasal daripada
satu jua. Umpamanya seperti besi didalam Api, maka hilanglah besi itu oleh api,
tiada kelihatan lagi ujud besinya, hanya keadaan api itulah yang kelihatan
se-mata, zatnya, sifatnya dan Af’alnya. Maka apabila ditetapkan keadaan itu dan
dikeraskan didalam keadaan kita, niscaya hilanglah keadaan kita itu, maka tiada
lagi dan sampailah kita kepada jalan fanafillah dan baqabillah, maka apabila
kita tidur terlihatlah oleh kita dalalahnya pada bertemu.
TUDIBBUL
BADANI HAJJA ALA QALBI, hancurlah badan jadilah HATI. TUDIBUL QALBI SHARARROHI,
artinya, hancurkan hati jadikan ROH. TUDIBURROHI SHARANNURU, artinya, hancurkan
roh jadikan CAHAYA, ialah AKU ALLAH (dalam Diam). Aku yang se-benarnya RAHASIA
MARKUM MANUSIA didalam hatimu itu. Adapun hati manusia itu umpama cermin, maka
apabila ditilik didalamnya, maka kelihatanlah itu TUHANNYA, daripada
RAHASIANYA, karena rupa kita yang bathin itulah yang diakui Allah RUPA DARIPADA
RAHASIANYA, karena dalil menyatakan yang artinya ; INSAN ITU RAHASIAKU,
RAHASIAKU ITU SIFATNYA, SIFATNYA ITU TIADA LAIN DARIPADA UJUDKU yang WAJIB UJUD
adanya. ALQALBUHAYATI SYIRRI ANA ILLA ANA, artinya ; Didalam Akal itu Hati,
didalam Hati itu Roh, didalam Roh itu Syir, didalam Syir itu AKU. AKU RAHASIA
SEGALA MANUSIA
AKU
RAHASIA SEGALA MANUSIA DIDALAM HATI. Ketahui olehmu hai Shaleh. Inilah orang
yang sebenar-benarnya mengenal ALLAH TA’ALA seperti ; MAN ARAFALLAHU FAHUWA
ALLAH, yakni barang siapa mengenal ALLAH yaitu bernama Allah dan Muhammad.
—ooo0oo—
ALAM
MINKUM
Adapun
HAYAT artinya dihidupkan, adapun MINKUM itu keTuhanan namanya. Maka inilah
sifat Allah Ta’ala yang dizahirkan kepada manusia, maka manusia itu disertai
sifat-sifat Tuhan, ialah ; HAYAT, QUDRAT, IRADAT, ASMA, BASHAR DAN KALAM.
Inilah kejadian segala manusia, maka inilah yang dikatakan TAJLI ZAT namanya.
Adapun yang jadi NYAWA itu terdiri dari (empat) perkara ; Pertama MANI, KEDUA
WALI, KETIGA WADI, KEEMPAT MADI. Maka itulah yang disertai ia dengan sifat 7
(tujuh) tersebut diatas, tempat TAJLI ZAT MUHAMMAD dan ZAT INSAN. Bahwa
daripada menyatakan sesuatu Qaidah perhimpunan marabat ABDIATUL JALAL, AHDIATUL
QAHAR, ABDIATUL KAMAL, namanya. Kemudian daripada itu martabat AHDIAT itu ESA
ia, itulah yang dinamai martabat, …………………………………artinya tiada nyata-nyatanya.
Adapun ZAT ALLAH TA’ALA itu sangat nyata ia pada insane maka jadi terlindung
oleh UJUD ……………….sebenarnya-benarnya yang tiada dengan sifat sesuatu, yakni
belum ada UJUD ALAM SYUHUD dan dinamai akan dia UJUD MUHDAR, artinya Ujud
se-mata-mata. Maka dinamai akan dia KUN AZALA artinya dahulu dan pertama
sekali, dan dinamai akan dia KUNHI ZAT yang tiada dapat diketahui dan tiada
boleh dipikirkan oleh akal dan tiada sampai kepadanya ILMU. Melainkan sedikit
jua dan dinamai TUNAZZAH MAHAHI. Artinyasuci semata-mata. Mula suci belum Sifat
dengan segala kelakuan dan belum dapat NUR itu, dan kedua.
ALAM
MINKUM
Alam
MINKUM itu adalah alam ketuhanan atau LAHUD. Ini sangat sekali , dan jarang
hmbanya sampai kepada alam MINKUM ini tidak seorangpun sampai kepadanya,
kecuali apa-apa yang dikehendaki ALLAH buat hambanya. Orang yang telah sampai
kepadanya itu ialah ; Hamba Allah yang sudah bulat tawakalnya kepada TUHANNYA.
Dan tidak ada lagi yang patut diragukan lagi dan tidak ada lagi baginya
rasayang ada. Kecuali ADA sendirinya dan berdiri dengan sendirinya . Dan orang
yang demikian itu telah berasda dalam kedudukan KHIB didalam KHIB.
Dialah
bernama KHIB itu dalam keseluruhanNYA.
Orang
yang seperti itu, apa saja yang dikehendakinya, pasti jadi. MINKUM ; siapakah
dan apakah yang disebut KUM itu didalam alam KUM itu ZAT TUHAN berdiri dengan sendirinya,
dialah rahja kuasa, langit dan bumi dan alam seluruhnya.
Dan
disini berdiri JALALULLAH, JANALLULLAH, KAHARULLAH, DAN KAMALULLAH. DAN DISINI
DIA SENDIRI SEBAGAI HAKIM, DAN MEHAKIMI.
Memang
dahsyat daripada DUSTA, lebih keras daripada baja, ebih hebat daripada segala
yang hebat.
Alam KUM
ini tiada beda dengan KUN
Singkatannya
ialah KAFMIM dan KAFNUN
Samalah
ia dengan ; MAHJUN dan MAKNUN
TANYAKANLAH
KEPADA YANG LEBIH TAHU.
bersambung..
bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar