Sebelum semua makhluk diciptakan Allah, Nur Muhammad lah yang pertama kali
diciptakan. Di dalam hadits qudsi Allah swt berfirman kepada Nabi Muhammad
saw: Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, Aku ingin dikenal kemudian Aku
ciptakan alam (makhluk) agar Aku bisa dikenal. Dengan merenungkan tanda-tanda
alam dan ayat-ayat Al Qur’an kaum muslimin dapat memperoleh kilasan aspek
Ke-Ilahian yang telah dituangkan di alam semesta yang oleh Al Qur’an disebut
sebagai wajah Allah (wajh-Allah).
Di dalam hadits qudsi tersebut di atas terdapat kalimat yang berbunyi: Kemudian Aku ciptakan alam (makhluk)….. Ini masih berbentuk cahaya dan cahaya itu terbagi-bagi sebagaimana pendapat Ka’ab bin Akbar ra dalam kitab yang berjudul Madari: Yusu’ud (tangga-tangga kenaikan) yang di tulis oleh Syeh Nawawi pada halaman 2 s/d 3, yang terjemahannya kurang lebih sebagai berikut: berkata Ka’ab bin Akbar ra:
Di dalam hadits qudsi tersebut di atas terdapat kalimat yang berbunyi: Kemudian Aku ciptakan alam (makhluk)….. Ini masih berbentuk cahaya dan cahaya itu terbagi-bagi sebagaimana pendapat Ka’ab bin Akbar ra dalam kitab yang berjudul Madari: Yusu’ud (tangga-tangga kenaikan) yang di tulis oleh Syeh Nawawi pada halaman 2 s/d 3, yang terjemahannya kurang lebih sebagai berikut: berkata Ka’ab bin Akbar ra:
Ketika Allah hendak menciptakan Maujudat
/ makhluk, menghamparkan bumi dan meninggikan langit. Allah menggenggam
seganggam dari nurNya dan berfirman: Kun Muhammad, maka jadilah segenggam nur
tadi menjadi sebuah tiang dari nur yang memancarkan cahaya sampai menembus
hijab-hijab kegelapan. Lalu tiang itu bersujud dan berkata: Allahu Akbar. Allah
berfirman kepada tiang nur itu: “Aku ciptakan kamu dan Aku beri nama kamu
Muhammad. Darimu Ku awali semua makhluk, dan darimu Ku akhiri semua para
utusan”. Kemudian Allah membagi empat bagian. Kemudian Allah ciptakan Lauhil
Mahfud dari bagian pertama. Lalu Qalam dari bagian yang kedua. Allah berfirman
: kepada Qalam, “Tulislah !” maka bergetarlah Qalam seribu tahun kedahsyatan
kedahsyatan kitabullah. Lalu Qalam berkata, “Apa yang harus aku tulis ?” Allah
berfirman : “Tulislah Lailaaha Illallah Muhammadurrasulullah”. Maka Qalam
menulis kalimat itu. Lalu Qalam diberi petunjuk tentang ilmu Allah yang
berkaitan dengan makhluk, kemudian Qalam menulis, Anak cucu Adam dari sulbinya;
siapa yang taat kepada Allah akan masuk surga, siapa yang maksiyat kepada Allah
akan masuk neraka. Umat Nuh; siapa yang taat kepada Allah masuk surga…Umat
Ibrahim; siapa yang taat kepada Allah, masuk surga, siapa maksiat…Umat Musa;
siapa yang taat kepada Allah masuk surga, siapa maksiat kepada Allah ….Umat
Isa; siapa yang taat kepada Allah masuk surga, siapa maksiyat kepada Allah…Umat
Muhammad; siapa yang taat kepada Allah masuk surga, siapa maksiyat kepada
Allah….ketika Qalam mau menulis kalimat berikutnya ( masuk neraka ) tiba- tiba
ada seruan dari Yang Maha Tinggi: “Hai Qalam beradablah kamu”. Maka pecahlah
Qalam karena karena kedahsyatan seruan itu, dan sobek ujungnya berbentuk garis
lurus, dengan tangan kudrat maka jadilah adap. Qalam tidak bisa menulis kecuali
pecah bergaris ujungnya. Lalu Allah berfirman: “Tulislah, umat berdosa Tuhan
Maha Pengampun” kemudian Allah menciptakan Arasy dari bagian yang ke tiga. Dari
bagian yang ke empat menjadi empat bagian:
1. Bagian kesatu dijadikan akal
2. Bagian kedua dijadikan ma’rifat ( agar dapat mengetahui)
3. Bagian ketiga dijadikan cahaya Arsy dan sinar penglihatan serta seluruh cahaya termasuk siang ( matahari), sinar malam( bulan dan bintang). Semua cahaya ini berasal dari Nur Muhammad, Nur Muhammad adalah awal segala makhluk
4. Bagian yang ke empat dititipkan di bawah arasy, sampai Allah menciptakan Adam. Kemudian Allah menitipkan bagian itu (nur Muhammad) pada punggung Adam, bersujudlah para Malaikat.
Kemudian Allah memasukkan Adam ke surga, para Malaikat berbaris rapi di belakang Adam, menyaksikan nur tersebut. Adam berkata: “Ya Allah kenapa para Malaikat berkumpul di belakangku?” Allah berfirman : “Wahai Adam mereka melihat nur kekasihku Muhammad penutup para utusan yang Aku keluarkan (pancaran cahaya) dari punggung mu” Adam berkata: “Ya Tuhan jadikan nur itu di depan saya, supaya saya bisa melihat dan berhadapan dengan malaikat”. Maka Allah memindahkan nur itu pada dahi nabi Adam, Malaikat berbaris di depan Adam. Adam berkata: “Ya Tuhan, jadikan Nur ini di tempat yang aku bisa melihat. Maka Allah jadikan Nur itu pada telunjuk Adam. Adam bisa melihat Nur itu bertambah bagus, megah dan Adam mendengar Nur itu bertasbih penuh keagungan, kemudian Nur itu pindah ke Hawa (istri Adam), seperti matahari yang bersinar.
Kemudian ditentukan permulaan para utusan dari Nabi Sis as. Maka hilanglah Nur itu di wajah Hawa pindah ke Nabi Sis as. Lalu Adam mengambil sumpah Nabi Sis as. Bahwasanya: “Tidak akan menyimpan Nur itu kecuali dari yang suci ke yang suci, dari yang mulia ke yang mulia,” sampai pada sulbi Abdullah bin Abdul Mutholib. Kemudian Allah mengeluarkannya ke dunia ini dan menjadikannya Raja para Utusan Rahmatan lil alamin dan seorang panutan yang memancarkan cahaya yang terang benderang.
Demikian dikala Nabi Muhammad saw. Diturunkan ke dunia, beliau disinari cahaya yang terang benderang sehingga, cahaya matahari yang menyinarinya tidak bisa memberi bayangan, dikarenakan cahaya Nur Muhammad lebih terang dari pada sinar matahari, itu terjadi di sepanjang hidup sampai beliau wafat. Dan siapa generasi penerusnya setelah Rasulullah saw. wafat?
Melihat dari sumpah Nabi Adam as. yang berbunyi tidak akan menyimpan Nur itu kecuali dari yang suci ke yang suci, dari yang mulia ke yang mulia. Mengingat risalah yang di bawa oleh Rasulullah saw. Dan dilanjutkan para pewarisnya yaitu para sahabat, para wali yang suci, dan para tabiin serta para ulama’ (yang disucikan dan yang dimuliakan oleh Allah swt.)
Jadi manusia yang dititipi Nur Muhammad, adalah orang-orang yang suci dan orang-orang yang dimuliakan oleh Allah swt. Adapun orang- orang yang mensucikan diri sehingga ia mencapai pada tingkat kesucian ruh mereka diberi petunjuk untuk menuju ke jalan yang sampai kepada ruhnya ruh Nur Muhammad, karena ruh tercipta dari percikan Nur Muhammad dikala bersujud dan bertasbih kepada Allah selama ribuan tahun. Sumber dari Penciptaan Nur Muhammad Awal Terciptanya Semua Makhluk: Makrifat Haji
1. Bagian kesatu dijadikan akal
2. Bagian kedua dijadikan ma’rifat ( agar dapat mengetahui)
3. Bagian ketiga dijadikan cahaya Arsy dan sinar penglihatan serta seluruh cahaya termasuk siang ( matahari), sinar malam( bulan dan bintang). Semua cahaya ini berasal dari Nur Muhammad, Nur Muhammad adalah awal segala makhluk
4. Bagian yang ke empat dititipkan di bawah arasy, sampai Allah menciptakan Adam. Kemudian Allah menitipkan bagian itu (nur Muhammad) pada punggung Adam, bersujudlah para Malaikat.
Kemudian Allah memasukkan Adam ke surga, para Malaikat berbaris rapi di belakang Adam, menyaksikan nur tersebut. Adam berkata: “Ya Allah kenapa para Malaikat berkumpul di belakangku?” Allah berfirman : “Wahai Adam mereka melihat nur kekasihku Muhammad penutup para utusan yang Aku keluarkan (pancaran cahaya) dari punggung mu” Adam berkata: “Ya Tuhan jadikan nur itu di depan saya, supaya saya bisa melihat dan berhadapan dengan malaikat”. Maka Allah memindahkan nur itu pada dahi nabi Adam, Malaikat berbaris di depan Adam. Adam berkata: “Ya Tuhan, jadikan Nur ini di tempat yang aku bisa melihat. Maka Allah jadikan Nur itu pada telunjuk Adam. Adam bisa melihat Nur itu bertambah bagus, megah dan Adam mendengar Nur itu bertasbih penuh keagungan, kemudian Nur itu pindah ke Hawa (istri Adam), seperti matahari yang bersinar.
Kemudian ditentukan permulaan para utusan dari Nabi Sis as. Maka hilanglah Nur itu di wajah Hawa pindah ke Nabi Sis as. Lalu Adam mengambil sumpah Nabi Sis as. Bahwasanya: “Tidak akan menyimpan Nur itu kecuali dari yang suci ke yang suci, dari yang mulia ke yang mulia,” sampai pada sulbi Abdullah bin Abdul Mutholib. Kemudian Allah mengeluarkannya ke dunia ini dan menjadikannya Raja para Utusan Rahmatan lil alamin dan seorang panutan yang memancarkan cahaya yang terang benderang.
Demikian dikala Nabi Muhammad saw. Diturunkan ke dunia, beliau disinari cahaya yang terang benderang sehingga, cahaya matahari yang menyinarinya tidak bisa memberi bayangan, dikarenakan cahaya Nur Muhammad lebih terang dari pada sinar matahari, itu terjadi di sepanjang hidup sampai beliau wafat. Dan siapa generasi penerusnya setelah Rasulullah saw. wafat?
Melihat dari sumpah Nabi Adam as. yang berbunyi tidak akan menyimpan Nur itu kecuali dari yang suci ke yang suci, dari yang mulia ke yang mulia. Mengingat risalah yang di bawa oleh Rasulullah saw. Dan dilanjutkan para pewarisnya yaitu para sahabat, para wali yang suci, dan para tabiin serta para ulama’ (yang disucikan dan yang dimuliakan oleh Allah swt.)
Jadi manusia yang dititipi Nur Muhammad, adalah orang-orang yang suci dan orang-orang yang dimuliakan oleh Allah swt. Adapun orang- orang yang mensucikan diri sehingga ia mencapai pada tingkat kesucian ruh mereka diberi petunjuk untuk menuju ke jalan yang sampai kepada ruhnya ruh Nur Muhammad, karena ruh tercipta dari percikan Nur Muhammad dikala bersujud dan bertasbih kepada Allah selama ribuan tahun. Sumber dari Penciptaan Nur Muhammad Awal Terciptanya Semua Makhluk: Makrifat Haji
Tambahan dari komentar:
Keterangan berikut adalah suntingan dari
kitab ‘Sirrul Asrar Fi Ma Yahtaju Ilayhil Abrar’ oleh Ghawthul A’zham Shaikh
Muhyiddin Abdul Qadir Jilani رضي الله عه
Maka berkata Shaikhuna; tentang
… Nur Muhammad (iaitu hakikat Muhammad)
– atau ringkasnya asal kejadian.
Semoga Allah Ta’ala memberikan kamu
kejayaan di dalam amalan-amalan kamu yang disukaiNya dan Semoga kamu
memperolehi keredaanNya. Fikirkan, tekankan kepada pemikiran kamu dan fahamkan
apa yang aku katakan.
Allah Yang Maha Tinggi pada permulaannya
menciptakan cahaya Muhammad daripada cahaya suci Keindahan-Nya. Dalam hadis
Qudsi Dia berfirman;
“Aku ciptakan ruh Muhammad daripada
cahaya Wajah-Ku”.
Ini dinyatakan juga oleh Nabi Muhammad
صلى الله عليه وسلم dengan sabdanya:
“Mula-mula Allah ciptakan ruhku. Pada
permulaannya diciptakanNya sebagai ruh suci”.
“Mula-mula Allah ciptakan qalam”.
“Mula-mula Allah ciptakan akal”.
Apa yang dimaksudkan sebagai ciptaan
permulaan itu ialah ciptaan hakikat kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم;
kebenaran tentang Muhammad yang tersembunyi. Dia juga diberi nama yang
indah-indah.
Dia dinamakan Nur, cahaya suci kerana
dia dipersucikan dari kegelapan yang tersembunyi di bawah sifat jalal Allah.
Allah Yang Maha Tinggi berfirman:
قَدْ جَآءَكُمْ مِّنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَـبٌ مُّبِينٌ
“Sesungguhnya telah datang kepada kamu dari Allah, cahaya dan kitab yang menerangkan”. – Al-Maaidah, ayat 15
قَدْ جَآءَكُمْ مِّنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَـبٌ مُّبِينٌ
“Sesungguhnya telah datang kepada kamu dari Allah, cahaya dan kitab yang menerangkan”. – Al-Maaidah, ayat 15
Dia dinamakan aqal yang meliputi (akal
universal) kerana dia telah melihat dan mengenali segala-galanya.
Dia dinamakan qalam kerana dia
menyebarkan hikmah dan ilmu dan dia mencurahkan ilmu ke dalam huruf-huruf.
Roh Muhammad adalah zat atau hakikat
kepada segala kejadian, permulaan dan kenyataan alam maya. Baginda صلى الله
عليه وسلم menyatakan hal ini dengan sabdanya;
“Aku daripada Allah dan sekalian yang
lain daripadaku”.
Allah Yang Maha Tinggi menciptakan
sekalian roh daripada roh baginda صلى الله عليه وسلم di dalam alam kejadian
yang pertama, dalam bentuk yang paling baik. ‘Muhammad’ adalah nama kepada
sekalian kemanusiaan di dalam alam arwah. Dia adalah sumber, asal usul dan
kediaman bagi sesuatu dan segala-galanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar