Termonologi Syari'at
Thariqat dan Hakikat sangat kental dalam tradisi Tasawuf.
Al-Qusyairy menuebutkan, misalnya, bahwa Syariat itu adalah disiplin ubudiyah, sedangkan Hakikat adalah penyaksian Rububiyah.
Setiap Syariat yang tidak dikokohkan oleh Hakikat, tidak bisa diterima.
Sebaliknya Hakikat yang tidak didukung Syariat, juga tidak akan berhasil.
Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq, guru al-Qusairy menjelaskan,
"Syariat adalah : IyyaKa Na'budu" sedangkan Hakikat adalah : "IyyaaKa Nasta'in"
Syariat itu sendiri adalah Hakikat jika dilihat bahwa Syariat adalah suatu keharusan menjalankan perintah-perintah-Nya, begitu juga, Hakikat itu adalah Syariat dari segi ma'rifat-ma'rifat kepadaNya, karena perintahNya itu sendiri.
Dalam penjelasan salah satu wacana pertama dari Al-Hikam, yang menjadi panduan gerakan Thariqat Syadziliyah, Ahmad bin Muhammad Ajibah al-Hasany mengatakan, bahwa amal itu terbagi menjadi tiga:
1. Amal Islam
2. Amal lman
3. Amal lhsan
Atau :
1. Amal lbadah
2. Amal Ubudiyah
3. Amal Abudah
Atau :
1. Amal ahli bidayah
2. Amal ahli wasath
3. Amal ahli nihayah
Atau :
Syari'at itu, hendaknya engkau menyembahNya,
Thariqhat hendaknya engkau menuju kepadaNya.
Hakikat hendaknya engkau menyaksikanNya.
Syariat itu untuk mendidik aspek-aspek lahiriyah, Thariqat itu untuk memperbaiki hal-hal bathiniyah, sedangkan Hakikat itu untuk memperbaiki rahasia-rahasia batiniyah.
Mendidik aspek-aspek lahiriyah melalui tiga hal : Taubat, Taqwa, dan lstiqomah. Mendidik hati melalui tiga hal pula : lkhlas, Jujur, Thuma'ninah.
Sedangkan mendidik rahasia batin melalui tiga hal pula : Muroqobah, Musyahadah, dan Ma'rifat.
Dari segi amaliyah disini, adalah amaliyah yang mengupayakan penyucian raga, jiwa dan arwah.
Sementara pengetahuan ke Ma'rifatan sebagai buah dari penjernihan dan penyucian tersebut. Apabila rahasia -rahasia batin telah bersih dan suci, akan dipenuhi dengan pengetahuan dan ke Ma'rifatan, serta cahaya-cahaya.
Jadi pendekatan epistemologi Sufistik menurut Thariqat Sadziliyah amsl perbuatan hamba Allah itu bukan karena ilmu pengetahuan.
Tetapi ilmu pengetahuan itu justru sebagai akibat dan buah dari amaliyah hamba Allah itu sendiri,
Wallahu A'lam
Al-Qusyairy menuebutkan, misalnya, bahwa Syariat itu adalah disiplin ubudiyah, sedangkan Hakikat adalah penyaksian Rububiyah.
Setiap Syariat yang tidak dikokohkan oleh Hakikat, tidak bisa diterima.
Sebaliknya Hakikat yang tidak didukung Syariat, juga tidak akan berhasil.
Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq, guru al-Qusairy menjelaskan,
"Syariat adalah : IyyaKa Na'budu" sedangkan Hakikat adalah : "IyyaaKa Nasta'in"
Syariat itu sendiri adalah Hakikat jika dilihat bahwa Syariat adalah suatu keharusan menjalankan perintah-perintah-Nya, begitu juga, Hakikat itu adalah Syariat dari segi ma'rifat-ma'rifat kepadaNya, karena perintahNya itu sendiri.
Dalam penjelasan salah satu wacana pertama dari Al-Hikam, yang menjadi panduan gerakan Thariqat Syadziliyah, Ahmad bin Muhammad Ajibah al-Hasany mengatakan, bahwa amal itu terbagi menjadi tiga:
1. Amal Islam
2. Amal lman
3. Amal lhsan
Atau :
1. Amal lbadah
2. Amal Ubudiyah
3. Amal Abudah
Atau :
1. Amal ahli bidayah
2. Amal ahli wasath
3. Amal ahli nihayah
Atau :
Syari'at itu, hendaknya engkau menyembahNya,
Thariqhat hendaknya engkau menuju kepadaNya.
Hakikat hendaknya engkau menyaksikanNya.
Syariat itu untuk mendidik aspek-aspek lahiriyah, Thariqat itu untuk memperbaiki hal-hal bathiniyah, sedangkan Hakikat itu untuk memperbaiki rahasia-rahasia batiniyah.
Mendidik aspek-aspek lahiriyah melalui tiga hal : Taubat, Taqwa, dan lstiqomah. Mendidik hati melalui tiga hal pula : lkhlas, Jujur, Thuma'ninah.
Sedangkan mendidik rahasia batin melalui tiga hal pula : Muroqobah, Musyahadah, dan Ma'rifat.
Dari segi amaliyah disini, adalah amaliyah yang mengupayakan penyucian raga, jiwa dan arwah.
Sementara pengetahuan ke Ma'rifatan sebagai buah dari penjernihan dan penyucian tersebut. Apabila rahasia -rahasia batin telah bersih dan suci, akan dipenuhi dengan pengetahuan dan ke Ma'rifatan, serta cahaya-cahaya.
Jadi pendekatan epistemologi Sufistik menurut Thariqat Sadziliyah amsl perbuatan hamba Allah itu bukan karena ilmu pengetahuan.
Tetapi ilmu pengetahuan itu justru sebagai akibat dan buah dari amaliyah hamba Allah itu sendiri,
Wallahu A'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar