Total Tayangan Halaman

Sabtu, 01 Februari 2014

Amanah: MENGUPAS ‘ITTIHAD’ ABU YAZID AL-BUSTAMI

Amanah: MENGUPAS ‘ITTIHAD’ ABU YAZID AL-BUSTAMI: “Aku adalah Engkau, Engkau adalah Aku” “Aku, adalah Aku, Engkau adalah Engkau” ABU YAZID AL-BUSTAMI, nama lengkapnya Abu Yazid Taifur bin ...

al Busthomi Fana dan Penyatuan

al Busthomi Fana dan Penyatuan
Abu Yazid al Busthomiyang nama lengkapnya Thaifur ibn ‘Isa ibn Sarusyan, Beliau berasal dari Bustham. Meninggal pada tahun 261 H  (riwayat lain 264 H ). Beberapa Kitab yang mengisahkan tentang al Busthomi diantaranya: Thabaqat al-Shufiyyah karya dari al-Sulami, al-Luma’ karya dari al-Thusi,al-Risalah al-Qusyairiyyah karya al-Qusyairi.
al Busthomi begitu diliputi keadaan Fana’, tercermin dari banyak ungkapannya yang diriwayatkan berasal darinya dia berkata : ” Mahluk mempunyai berbagai keadaan. Tapi Seorang arif tidak mempunyai keadaan. Sebab ia mengabaikan
aturan-aturannya sendiri. Identitasnya sirna pada identitas yang lainnya, dan bekas-bekasnya gaib pada bekas-bekas lainnya.” Hal ini mustahil terjadi kecuali dengan ketertarikan penuh seorang arif kepada Allah, sehingga dia tidak menyaksikan selain-Nya. Seorang arif, menurut Abu Yazid al al Busthomi , “dalam tidurnya tidak melihat selain Allah, dan dalam jaganya pun tidak melihat selain Allah. Dia tidak seiring dengan yang selain Allah, dan tidak menelaah selain Allah.
Ibn ‘Atha’illah al-Syakandari:  ” Ketahuilah!  Sebagian orang berkata bahwa Abu Yazid ( al Busthomi )  ingin tidak berkeinginan, karena Allah mengingininya. Semua orang sepakat bahwa dia tidak mempunyai keinginan. Bersama-Nya , dia tidak menginginkan apa pun dan tidak mengingininya. Dalam kehendaknya, dia tidak ingin, seiring dengan kehendak Allah”.
Tentang  Penyatuan al Busthomi mengungkapkan:  “ Akupun keluar dari Yang Maha Benar menuju Yang Maha Benar dan akupun berseru: duh, Engkau yang aku!  Telah kuraih kini peringkat kefanaan.” Dan katanya yang lain, “Sejak tiga puluh tahun yang silam, Yang Maha Benar adalah cermin diriku. sebab kini aku tidak berasal dari diriku yang dahulu.”
Ungkapan al Busthomi tentang kefanaan dan penyatuan dengan Kekasihnya yang terlalu berlebihan dan agak Ganjil : ” Aku ini Allah, tidak ada Tuhan kecuali aku, maka sembahlah aku.” Katanya pula :” Betapa sucinya Aku, betapa besarnya Aku.” Dan katanya:  “Aku keluar dari Abu Yazidku, seperti halnya ular keluar dari kulitnya,  dan pandangankupun terbuka, dan ternyata sang pecinta, Yang dicinta, dan cinta adalah satu. Sebab manusia dalam alam penyatuan adalah satu.”
Ungkapan-ungkapan yang begini diucapkan dalam kondisi psikis yang tidak normal, yang diakibatkan suatu derita. Sebab ucapan itu, menurut para sufi, adalah gerakan-gerakan rahasia orang yang dominan intuisinya. Andaikan intuisi itu sedang kuat-kuatnya, maka merekapun mengungkapkan intuisinya dengan ucapan yang dipandang ganjil oleh pendengarnya. Begitu juga dengan al Busthomi.
Wajib dibaca:
·         Tasawuf Menyucikan Jiwa
·         Kisah WaliSongo
·         Imam Ghozali, Mengenal Allah
·         Abu Sulaiman al-Darani


Ya Allah... Muliakanlah orang yang membaca status ini Lapangkanlah hatinya Bahagiakanlah keluarganya Luaskan rezekinya seluas lautan Mudahkan segala urusannya Kabulkan cita-citanya Jauhkan dari segala Musibah Jauhkan dari segala Penyakit, Fitnah, Prasangka Keji, Berkata Kasar, dan Mungkar Dan dekatkanlah jodohnya untuk orang yang me-LIKE dan membagikan status ini..., Aamiin..



Imam Ghozali, Mengenal Allah

Imam Ghozali, Mengenal Allah
Imam Ghozali memiliki karya yang sangat terkenal, yaitu Ihya’ Ulumuddin, sel ain itu dia pula mempunyai karya yang lain: “Munqid min Dhalal, Maqashid Falasifah, Tahafut Falasifah, Iqtishad fi I’tiqad, Jam Awam’an ‘Ilm Kalam, Mi’yar ‘Ilm, Al-Mustashfa (ushul Fiqh), Minhaj “Abidin, Kimia’ Sa’adah, Risalah Laduniyyah, Misykat al-Anwar, Madhmun bih ‘ala Ghair Ahlil, Maqshid Asna fi Syarkh Asma’ Allah al-Husna, dll. Karya Imam Ghozali sangat banyak  dan semuanya bermanfaat. Sementara menurut Ibn Khallikan Ihya’ Ulumuddin dipandang sebagai karya Imam Ghozali yang paling bagus serta luas. Karya Imam Ghozali tersebut menjadi semacam babakan baru dalam sejarah kehidupan pemikiran serta rohaniah Islam.
Imam Ghozali dalam Ihya’ Ulumuddin, Ilmu Tasawuf  terbagi menjadi dua: Tasawuf sebagai ilmu Mu’amalah, inilah yang diuraikan dalam Ihya’ Ulumuddin. Kedua, ilmu Tasawuf sebagai ilmu mukasyafah, menurut Imam Ghozali, ilmu ini tersendiri serta tidak boleh dituliskan. Sebagaimana kata Imam Ghozali , “Fana ialah salah satu tingkatan ilmu mukasyafah. Dari dirinya muncul imajinasi orang yang menyatakan terjadinya hulul  atau penyatuan dan yang menyatakan: Aku inilah Yang Maha Benar!……ini benar-benar keliru, seperti kelirunya orang yang mem vonis cermin sebagai merah hanya karena memantulkan warna merah.”
Mengenai Tauhid, Imam  Ghozali membaginya menjadi empat.
Pertama Tauhid seorang yang menyatakan Tidak ada Tuhan kecuali Allah, sementara kalbunya melalaikan makna ucapakannya, tauhidnya orang munafik.
Kedua, Tauhid yang membenarkan makna ungkapan-ungkapan Syahadat, tauhidnya orang-orang awam.
Ketiga, Tauhidnya orang yang menyaksikan kebenaran ungkapan tersebut secara kasyf dengan cahaya Yang Maha Benar, tauhidnya orang-orang yang  akrab dengan Allah, para muqorrobin.
Keempat tauhid seorang yang tidak melihat dalam wujud kecuali hal yang tunggal, tauhidnya orang-orang yang benar, para shiddiqin, para sufi menyebutnya kefanaan dalam tauhid.
Kebahagiaan, Imam  Ghozali berpendapat, dalam Kimia’ al-Sa’adah, “Seandainya Anda memandang kearah ilmu, anda niscaya melihatnya bagaikan begitu lezat.  Sehingga ilmu itu dipelajari karena manfaatnya. Anda pun niscaya mendapatkannya sebagai sarana menuju akhirat  serta kebahagiaanya, dan juga sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah. Namun hal ini mustahil tercapai kecuali dengan ilmu tersebut. Dan yang paling tinggi peringkatnya, sebagai hak umat manusia, adalah kebahagiaan abadi. Sementara yang paling baik adalah sarana ilmu tersebut yaitu amal, yang mengantarnya kepada kebahagiaan tersebut, dan kebahagiaan tersebut mustahil tercapai kecuali dengan ilmu serta amal. Dan ilmupun tidak mungkin tercapai kecuali dengan ilmu cara beramal. Jadi asal kebahagiaan di dunia dan akhirat itu sebenarnya ilmu.
” Kelezatan khusus kolbu adalah pengenalan terhadap Allah, dan kalbu memang tercipta untuk mengenal Allah. Kelezatan tertinggi dan terluhur pengenalan terhadap Allah. Manusia tidak hanya menikmati kelezatan pengenalan terhadap Allah setelah meninggal dunia saja, tapi diapun bisa menikmatinya ketika dalam keadaan sadar, yaitu ketika dia mampu menyaksikan berbagai hakekat realitas tertinggi, dan kepadanya pun alam malakut disingkapkan. Semua ini mustahil tercapai kecuali dengan keterpalingannya dari berbagai pesona materi, ilusi, serta kelezatan yang fana.” Kata Imam Ghozali.
Apa Anda sependapat dengan Imam Ghozali?


Ya Allah... Muliakanlah orang yang membaca status ini Lapangkanlah hatinya Bahagiakanlah keluarganya Luaskan rezekinya seluas lautan Mudahkan segala urusannya Kabulkan cita-citanya Jauhkan dari segala Musibah Jauhkan dari segala Penyakit, Fitnah, Prasangka Keji, Berkata Kasar, dan Mungkar Dan dekatkanlah jodohnya untuk orang yang me-LIKE dan membagikan status ini..., Aamiin..


Tasawuf Menyucikan Jiwa

Tasawuf Menyucikan Jiwa
Tasawuf merupakan jalanuntuk menjernihkan kembali kalbu dari dosa-dosa dan hijab yang menutupinya, agar lebih dekat pada Allah swt. Tasawuf untuk meningkatkan jiwa seorang manusia, secara moral, melalui latihan-latihan praktis tertentu, kadang untuk menyatakan pemenuhan fana’ dalam Realitas Yang Tertinggi serta pengetahuan tentang-Nya secara intuitif, tidak secara rasional, yang buahnya adalah kebahagiaan rohaniah, yang hakekat realitasnya sulit diungkapkan dengan kata-kata, sebab bercorak intuitif dan subyektif.
Mengenai asal usulnya banyak pendapat yang berbeda tetapi kami cenderung pada Tasawuf atau sufi berasal pada ajaran Rosullullah Muhammad saw, yaitu pada kehidupan sehari-hari yang dijalani Rosullullah.
Ada yang berpendapat bahwa tasawuf bermula ketika terjadi konflik dalam umat Islam. Pada zaman dinasti Umayyah dan ‘Abassiyyah,  Para Alim menarik diri dari kehidupan politik kekuasaan yang penuh intrik.  Mereka menarik diri dari hingar-bingar masalah duniawi yang seringkali menipu dan menjerumuskan. Kemudian menjadi gerakan tasawuf yang di pelopori oleh Hasan Al-Bashri pada abad kedua Hijriyah. Kemudian diikuti oleh figur-figur lain seperti Shufyan al-Tsauri dan Rabi’ah al-‘Adawiyah, al-Junaid dll
Tasawuf bersumber pada :  Al-Qur’an, yang merupakan sumber yang terpenting. Ilmu-ilmu Islam, seperti Hadist, Fiqh, Nahwu dll. Pendapat Ulama’   tasawuf terdahulu.
* Abd al-Wahhab al-Sha’rani dalam al-Tabaqat al-Kubra berpendapat: “Jalan para sufi dibangun dari Qur’an dan Sunnah, dan didasarkan pada cara hidup berdasarkan moral para nabi dan yang tersucikan. Tak mungkin salah, kecuali apabila melanggar isi dari Qur’an, sunnah, atau ijma.
sedangkan Sufi berasal dari bahasa Arab suf, yaitu pakaian yang terbuat dari wol pada kaum Zuhud  yaitu orang yang hidupnya menjauhkan diri dari kemewahan dan kesenangan duniawi.
Sufi dan tasawuf melahirkan tokoh-tokoh terkenal pada zamannya bahkan nama mereka nama dan ajarannya masih termasyhur sampai sekarang. Diantara tokoh sufi/ tasawuf tersebut adalah: Ibrahim ibn Adham meninggal pada 161 H, Daud al-Tha’i  meninggal pada 165 H, al-Fudhail ibn ‘Iyadh, Syaqiq al-Balakhi meninggal pada 104 H, al-Hasan al-Bashri meninggal pada 110 H, Malik bin Dinar meninggal pada 131 H, Fadhl al-Raqqasyi, Rabbah ibn ‘Amru al-Qisyi meninggal pada 195 H, Shalih al-Murri, atau ‘Abdul Wahid ibn Zaid meninggal pada 177 H, Thawus ibn Kisan meninggal pada 106 H, Sufyan al-Tsauri meninggal pada 161 H, Syufyan ibn ‘Uyainah meninggal pada 198 H, Abduk meninggal pada 210 H, Nafi’ ‘Abdullah ibn ‘Umar meninggal pada 117/120 H, al-Laith ibn Sa’ad meninggal pada 175 H, Hayah ibn Syuraih meninggal pada 158 H,  Abu “Abdullah ibn Wahhab ibn Muslim al-Mishri meninggal pada 197 H, dll



Ya Allah... Muliakanlah orang yang membaca status ini Lapangkanlah hatinya Bahagiakanlah keluarganya Luaskan rezekinya seluas lautan Mudahkan segala urusannya Kabulkan cita-citanya Jauhkan dari segala Musibah Jauhkan dari segala Penyakit, Fitnah, Prasangka Keji, Berkata Kasar, dan Mungkar Dan dekatkanlah jodohnya untuk orang yang me-LIKE dan membagikan status ini..., Aamiin..


Dzikir Nafas

Dzikir Nafas
 
Dzikir Nafas Maksudnya adalah Dzikir yang beriringan dengan irama nafas, melaksanan dzikir ketika menghirup dan menghembuskan nafas tanpa melambatkan atau mempercepat irama nafas, sebab jika melambatkan atau mempercepat irama nafas maka akibatnya sangat berbahaya bagi tubuh.
Sebelum melaksanakan Dzikir Nafas harus benar-benar menguasai Dzikir Lisan, jika Anda belum membaca Dzikir Lisan sebaiknya Anda Membacaya dahulu sebelum melanjutkan membaca artikel ini untuk menghindari salah penafsiriran atau salah dalam memahami. Dzikir Lisan
Dalam melaksanakan Dzikir Nafas haruslah didampingi oleh seorang Pembimbing, karena jika ada kesalahan sedikit saja dapat langsung di konsultasikan agar tidak menjadi fatal, lebih bagusnya secara tatap muka. Banyak sekali orang yang tergelincir pada tahap ini gara-gara ia terlalu yakin akan kemampuan dirinya.
Bacaan yang didzikirkan sangatlah beragam tergantung dari tingkatan Salik yang bersangkutan. Jika belum tahu tentang bacaannya cobalah bertanya kepada Guru/ Pembimbing/Mursyid atau apalah Anda memanggilnya.
Pada tahap awal,  dalam melaksanakan Dzikir Nafas, sebaiknya dalam kondisi tubuh yang tenang, misalnya duduk, atau tiduran, supaya konsentrasi Anda tidak terganggu. Setelah terbiasa melaksanakannya, silakan saja berdzikir sambil beraktifitas melakukan kegiatan lain. misalnya berkendara atau bekerja.
Ketika Kita menghirup Udara bersamaan dengan itu kita berdzikir kepada Allah, Oksigen yang kita hirup diserap oleh paru-paru dan diikat oleh sel darah merah untuk dibawa ke jantung dari jantung di alirkan ke seluruh tubuh, maka darah dan seluruh anggota tubuhpun ikut berdzikir kepada Allah Ta a’ala
Jika  menanyakan berapa  pahala yang diperoleh ? sebagai perbandingan adalah biasanya yang  berdzikir secara lisan adalah satu anggota tubuh,  sedangkan ini adalah seluruh Anggota  tubuh ikut berdzikir kepada Allah, silakan hitung …
Sebenarnya tidaklah Etis mempersoalkan pahala. Di beri pahala atau tidak, kita seharusnya tetap beribadah kepada Allah ..


Ya Allah... Muliakanlah orang yang membaca status ini Lapangkanlah hatinya Bahagiakanlah keluarganya Luaskan rezekinya seluas lautan Mudahkan segala urusannya Kabulkan cita-citanya Jauhkan dari segala Musibah Jauhkan dari segala Penyakit, Fitnah, Prasangka Keji, Berkata Kasar, dan Mungkar Dan dekatkanlah jodohnya untuk orang yang me-LIKE dan membagikan status ini..., Aamiin..


Amanah: MENGUPAS ‘ITTIHAD’ ABU YAZID AL-BUSTAMI

Amanah: MENGUPAS ‘ITTIHAD’ ABU YAZID AL-BUSTAMI: “Aku adalah Engkau, Engkau adalah Aku” “Aku, adalah Aku, Engkau adalah Engkau” ABU YAZID AL-BUSTAMI, nama lengkapnya Abu Yazid Taifur bin ...

Amanah: Al Quran yang Sebenarnya

Amanah: Al Quran yang Sebenarnya: Bismillahir Rahmanir Rahim ! Apa itu Al Quran ? Kalau orang awam yang ditanya tentang Al Quran tentu saja jawabannya bahwa Al Quran adalah ...

Amanah: Memahami dan Menemukan Jati Diri

Amanah: Memahami dan Menemukan Jati Diri: Bismilahir Rahmanir Rahim ! Suatu saat seorang murid bertanya kepada Sang Guru, "Bagaimana saya dapat mengenal Allah?" Sang Guru ...

Amanah: Tasawwuf: KH.Syamsuri Abdul Majid

Amanah: Tasawwuf: KH.Syamsuri Abdul Majid: Syamsuri Abdul Madjid alias Syekh Imam Muhammad Al Mahdi Abdullah telah meninggal dunia. Dia menghembuskan nafas terakhir di usia ke-83 tahu...