Total Tayangan Halaman

Rabu, 14 Desember 2011

MOTIVASI


Setelah bekerja keras, berdagang dan menjadi rentenir, si kikir telah
menumpuk harta, hingga hartnya jika dihitung-hitung mencapai tiga ratus ribu dinar.
Ia memiliki tanah luas, beberapa gedung, dan segala macam harta benda.
Kemudian ia memutuskan untuk beristirahat selama satu tahun.
Hidup nyaman, dan kemudian menentukan tentang masa depannya.

Tetapi, segera setelah ia berhenti mengumpulkan uang, Malaikat Maut muncul
di hadapannya untuk mencabut nyawanya. Si kikir pun berusaha dengan segala
daya upaya agar Malaikat Maut itu tidak jadi menjalankan tugasnya. Si kikir
berkata, “Bantulah aku, barang tiga hari saja. Maka aku akan memberimu
sepertiga hartaku.”

Malaikat Maut menolak, dan mulai menarik nyawa si kikir.
Kemudian si kikir memohon lagi, “Jika engkau membolehkan aku tinggal dua hari saja, akan
kuberi engkau dua ratus ribu dinar dari gudangku.”

Tetapi lagi-lagi Malaikat Maut pantang menyerah dan tak mau mendengarkannya. Bahkan ia
menolak memberi tambahan satu hari demi tiga ratus ribu dinar dari si Kikir.

Akhirnya si kikir menulis berkata, “Kalau begitu, tolong beri aku waktu
untuk menulis sebentar.”

Kali ini Malaikat Maut mengijinkannya, dan si kikir menulis dengan darahnya
sendiri:
Wahai manusia, manfaatkanlah hidupmu. Aku tidak dapat membelinya
dengan tiga ratus ribu dinar.
Pastikan engkau menyadari nilai dari waktu
yang engkau miliki.

Peleburan Sempurna Ke Dalam Tuhan.


Peleburan Sempurna Ke Dalam Tuhan.

Aku bertanya, “Ya Allah, apakah ini?”
Dia menjawab, “Semuanya adalah Aku, tiada sesuatu pun juga selain AKU.”
Kemudian Dia menjahit mataku sehingga aku tidak dapat melihat. Dia menyuruhku untuk merenungi akar permasalahan, yaitu diri-Nya sendiri, dan Dia memuliakan diriku. Kepadaku dibukakan-Nya rahasia diri-Nya sendiri, sedikitpun tidak tergoyahkan oleh karena adaku. Demikianlah Allah, kebenaran yang Tunggal menambahkan realitas ke dalam diriku. Melalui Allah aku memandang Allah, dan kulihat Allah di dalam realitas-Nya.
Di sana aku berdiam dan beristirahat untuk beberapa saat lamanya. Kututup telinga dari derap perjuangan. Lidah yang meminta-minta kutelan ke dalam tenggorokan keputus-asaan. Kucampakkan pengetahuan yang telah kutuntut dan kubungkamkan kata hati yang menggoda kepada perbuatan-perbuatan aniaya. Di sana aku berdiam dengan tenang. Dengan karunia Allah aku membuang kemewahan-kemewahan dari jalan yang menuju prinsip-prinsip dasar.
Allah menaruh belas kasih kepadaku. Dia memberkahi dengan pengetahuan abadi dan menanam lidah kebajikan-Nya ke dalam tenggorokanku. Untukku diciptakan-Nya sebuah mata dari cahaya-Nya, semua makhluk kulihat melalui Dia. Dengan lidah kebajikan itu aku berkata-kata kepada Allah, dengan pengetahuan Allah kuperoleh sebuah pengetahuan, dan dengan cahaya Allah aku menatap kepada-Nya.
Allah berkata kepadaku, “Wahai engkau yang tak memiliki sesuatu pun jua namun telah memperoleh segalanya, yang tak memiliki perbekalan namun telah mempunyai kekayaan!”
“Ya Allah,” jawabku. “Jangan biarkan diriku terpedaya oleh semua itu. Jangan biarkan aku puas dengan diriku sendiri tanpa mendambakan diri-Mu. Adalah lebih baik jika Engkau menjadi milikku tanpa aku, daripada aku berkata-kata Kepada-Mu melalui Engkau, daripada aku berkata-kata kepada diriku sendiri tanpa Engkau.”
Allah berkata, “Oleh karena itu perhatikanlah hukum-Ku dan janganlah engkau melanggar perintah serta larangan-Ku, agar Kami berterima kasih akan segala jerih payahmu.”
“Aku telah membuktikan imanku kepada-Mu dan aku benar-benar yakin bahwa sesungguhnya Engkau lebih pantas untuk berterima kasih kepada diri-Mu sendiri daripada kepada hamba-Mu. Bahkan seandainya Engkau mengutuk diriku ini, Engkau bebas dari segala perbuatan aniaya.”
“Dari siapakah engkau belajar?” tanya Allah.
“Dia yang bertanya lebih tahu dari dia yang ditanya. Karena Dia adalah Yang Dihasratkan dan Yang Menghasratkan, Yang Dijawab dan Yang Menjawab,” jawabku.
Setelah Dia menyaksikan kesucian hatiku yang terdalam, aku mendengar seruan puas dari Allah. Dia menerangi diriku, menyelamatkan aku dari kegelapan hawa nafsu dan kecemaran jasmani. Aku tahu bahwa melalui Dialah aku hidup dan karena kelimpahan-Nyalah aku bisa menghamparkan permadani kebahagiaan di dalam hatiku.
“Mintalah kepada-Ku segala sesuatu yang engkau kehendaki,” kata Allah.

NASEHAT PERKAWINAN


INngat dan simpan dihaTIMu
1. KETIKA AKAN MENIKAH Janganlah mencari isteri, tp carilah ibu bg anak-anak kita Janganlah mencari suami, tp carilah ayah bg anak-anak kita.
2. KETIKA MELAMAR Anda bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis, tetapi meminta kepada Allah melalui orang tua/wali si gadis.
3. KETIKA AKAD NIKAH Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu, tetapi menikah di hadapan Allah 
4. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoa’kan anda, karena anda harus berfikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berfikir untuk BERCERAI karena menyia-nyiakan do’a mereka.
5. SEJAK MALAM PERTAMA Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat.
6. SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga, tp jg semak belukar yg penuh onak dan duri.
7. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan
8. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK. Cintailah isteri atau suami anda 100%
9. KETIKA TELAH MEMIKI ANAK. Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak anda, tetapi cintailah isteri atau suami anda 100% dan cintai anak-anak anda masing-masing 100%.
10.        KETIKA EKONOMI KELUARGA BELUM MEMBAIK. Yakinlah bahwa pintu rizki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami dan isteri
11.        KETIKA EKONOMI MEMBAIK Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita
12.        KETIKA MENDIDIK ANAK Jangan pernah berpikir bahwa orang a akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita
13.        KETIKA ANDA ADALAH SUAMI Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri membutuhkan pertolongan Anda.
14.        KETIKA ANDA ADALAH ISTERI Tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan. tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak ..
15.        KETIKA ANAK BERMASALAH Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerjasama dengan orangtua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.
16.        KETIKA ADA PIL. Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat.
17.        KETIKA ADA WIL Jangan dituruti, cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati.
18.        KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia.
19.        KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS Gunakanlah formula 7 K 1 Ketaqwaan 2 Kasih sayang 3 Kesetiaan 4 Komunikasi dialogis 5 Keterbukaan 6 Kejujuran 7 Kesabaran Semoga…… … — Semoga diriku & dirimu termasuk hamba yang disayang oleh-Nya.."

                                                          irem.ilyace.erem

HATI



HATI

Adakah kita masih mempunyai masalah 'communication breakdown' dalam era kecanggihan sistem sms, email, yahoogroups dll??? "Kalaulah engkau belanjakan segala (harta benda) yang ada di bumi, nescaya engkau tidak dapat juga menyatu-padukan di antara hati mereka, akan tetapi Allah jualah yang menyatu-padukan di antara (hati) mereka. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana." (Al-Anfaal 8 : 63) MASALAH KOMUNIKASI: KUNCINYA APA? Kalaulah ditanya, apakah alat komunikasi tercanggih hari ini, pasti ramai yang menjawab, "telefon 3G". Pada saya, itu bukan jawabannya. Alat komunikasi tercanggih, sebenarnya adalah HATI. Jika hati enggan berhubung, telefon 3G itu pun akan dipicit butang merahnya untuk switched off atau menolak panggilan. Tetapi jika hati mahu berhubung, bersalin bas loncat lima kali pun, Insya Allah seseorang itu sanggup melakukannya, asalkan dapat bertemu. Ya, ia soal HATI. Kenapa komunikasi yang menjadi teras team building berkait dengan hati? Jawabnya mudah saja. HATI itu adalah rumah iman. Ukhuwwah, persaudaraan yang hakiki dan tulen, adalah hasil iman. Iman berkadar terus dengan ukhuwwah. Tanpa iman tiada ukhuwwah. Tanpa ukhuwwah, tiada komunikasi. Maka, mahu tidak mahu, persoalan TEAM BUILDING mesti diselesaikan dengan formula yang sama iaitu KEMBALI KEPADA ALLAH. petikan: Abu Saif www.saifulislam.com

Selasa, 13 Desember 2011

Saya tulis Resonansi


Saya tulis Resonansi ini sambil berbaring di atas bangku kayu, setelah yang punya warung sangat ramah. Tetapi tulislah, katanya, yang tidak melibatkan emosi, sebab jika otak biasa bekerja, dibiarkan nganggur, malah stres. Dengan izin orang  ini, sedikit kesulitan teknis dapat saya atasi. Fasilitas yang saya pakai adalah sarana Laptop cicilan.


Demikianlah cerita  ini, di samping untuk Resonansi, Perspektif, juga harus menulis makalah untuk Ikatan Sarjana Teknik ,  Selain itu, ada pula dialog dengan forum studi kemasyarakatan di Jakarta. Sekalipun tanpa makalah, energi terkuras juga di forum ini. Forum ini ternyata anti-Obama, dengan menghadirkan seorang Amerika sebagai salah seorang narasumber. Tidak tanggung-tanggung, menurut si bule ini, bagi dunia Islam, Obama lebih berbahaya dari Bush. Padahal, belum dilantik, bukan?

Bukan saja sampai batas itu. Umat Islam jangan lagi belajar ke Amerika, pergilah ke negara-negara lain agar otak tidak tercuci oleh virus kapitalisme. Anda bisa bayangkan suasana dalam forum itu. Ini semua sedikit banyak telah menguras energi, sekalipun di ujung pertemuan pekik Allahu Akbar sudah tidak terdengar lagi, iklim anti-Obama mulai melemah. Tetapi, akumulasi beban otak saya selama beberapa hari ini telah memaksa saya harus istirahat. Teman-teman dari Marifat Institute telah cukup berperan untuk membuat forum itu lebih dewasa dalam bersikap.

Akhirnya, nasihat saya kepada para pekerja otak, khususnya yang sudah lanjut usia, hanya satu: jangan 'bakiah'! Hargai saran istri, anak, dan teman. Manusia terbatas, sementara jelajah otak tanpa batas. Perlu dicari keseimbangan antara keterbatasan dan yang takterbatas, tetapi saya tidak selalu berhasil. Semoga yang lain lebih berhasil. Kerja otak sangat penting untuk mencegah kepikunan. Seorang Rosihan Anwar dalam usia 86 tahun, otaknya masih encer dan tulisannya terus mengalir, seperti tak terbendung dan memang jangan dibendung. Dunianya memang berada di sana, sebuah dunia yang teramat luas, luas sekali.




Muhammad

Kurahasiakan dari anak isteri
Cinta kepada anak-isteri tidak dilarang. Apalagi menafkahi mereka telah ditetapkan sebagai ibadah. Akan tetapi, yang dimaksudkan dalam kata kurahasiakan mengandung makna bahwa cinta yang sejati (mahabbah) itu hanya kepada Allah. Merahasiakan cinta Allah dari anak-isteri bukan berarti pergi berzikir lalu mengabaikan pengurusan mereka. Setiap rahasia pasti berawal dari hati. Oleh sebab itu, makna merahasiakan di sini berarti berurusan dengan amalan hati. Jasad dan hati permukaan untuk anak-isteri dan orang tua, sedangkan relung hati yang terdalam; ruang paling istimewa di hati hanyalah untuk Allah. Hanya Sang Raja yang boleh duduk di singgasana hati.
Hati orang mukmin adalah istana Allah. (hadis)
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani mengingatkan bahwa sesungguhnya para kekasih Allah itu ditakdirkan tidak memiliki anak dan isteri. Maksudnya, meskipun kekasih Allah itu beristeri dan beranak banyak, tetapi ia tidak akan disibukkan dengan urusan menafkahi anak-isteri dan menjaga mereka. Karena hati orang itu sibuk dengan Allah, maka ia dibebaskan dari kesibukan selain Allah. Allah-lah yang mencukupi rezeki dan menjadi penjaga anak-isteri sesuai dengan cara-Nya yang misterius. Isteri orang itu Allah jadikan isteri dan ibu yang saleh dan berbakti pada keluarganya. Lalu anak-anaknya tercukupi dan menjadi generasi yang cerdas, saleh, dan membanggakan meski sedikit saja bimbingan dari orang tuanya.
Ketika hatimu hanya untuk Allah, maka Allah menjaga dan menyayangi orang-orang tercintamu. Karena jika kamu tidak melakukan itu, hatimu akan lalai terlebih ketika melihat anak-isterimu menderita atau menyedihkanmu. Kekasih Allah itu lahirnya untuk keluarganya, tetapi batinnya untuk Tuhannya.
Dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku. (Q.S. Yusuf: 93)

Yaitu surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;

 Sang “aku” dalam puisi amat menyadari bahwa sesungguhnya mencintai anak-isteri melebihi cinta kepada Allah justru berarti ia tidak mencintai mereka. Karena Allah sudah menetapkan bahwa anak-isteri adalah karunia sekaligus ujian dan bisa menjadi musuh yang menghalangimu untuk sampai kepada-Nya.

Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Taghabun: 14)     

Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam ronggany.a (Q.S. Al-Ahzaab: 4)

Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.(Q.S. At-Taubah: 24)

Jika kamu mencintai selain Dia karena kasih sayang, kelembutan, atau karena nafsu, itu diperbolehkan. Adapun mencintai dengan hati dan nurani, ini tidak diperbolehkan. Jadikan makhluk di luar hatimu, lalu hatimu hanya untuk-Nya.
(Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani)
   
Baris ketiga ini terkait erat dengan baris kedua mengenai Kecemburuan Ilahi. Dalam kitab karya Syaikh Muzaffer Ozak Al-Jerrahi yang diterjemahkan dengan judul Dekap Aku dengan Kasih Sayang-Mu, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad pernah mencium cucu-cucunya, Hasan dan Husain dengan penuh kasih. Lalu beliau menyadari bahwa ketika itu perasaan cinta kepada cucu-cucu itu menyamai cintanya kepada Allah. Lalu beliau merasa bersalah karena telah membuat Allah Cemburu. Lalu Jibril a.s. turun ke bumi dan menyampaikan pesan dari Allah: “Bagaimana mungkin dia yang mencintai-Ku dan Kucintai , karib-Ku terkasih, kekasih-Ku, mencium cucu-cucunya, keturunannya, dengan cinta dan kasih sayang sebesar cintanya kepada-Ku?
Sang “aku” dalam puisi tampaknya ditokohkan dalam keadaan telah memahami prinsip-prinsip tauhid serupa di atas sehingga dengan lugas ia menyatakan kerahasiaan kedudukan Tuhan di dalam hatinya. Dengan demikian, Ia dapat diinterpretasikan akan menolak nilai-nilai yang bertentangan dengan tauhid.
Sang “aku” dipastikan menghindarkan hatinya dari problema keduniaan yang bersumber dari orang-orang tercintanya. Karena telah bertauhid, ia dipastikan tidak akan mencari rezeki dengan cara yang tidak halal sekadar untuk membahagiakan anak-isteri. Jika Allah memberinya godaan berupa kesempatan yang aman untuk melakukan korupsi atau perbuatan maksiat lainnya, ia dipastikan tidak akan terbujuk oleh rayuan-Nya itu.
Di luar sana dilihat “sang aku” banyak orang yang mengerahkan segala cara; berjibaku demi “ibadah” menafkahi keluarganya. Kebodohan ini dalam anggapan mereka semata demi memenuhi perintah Allah yang mewajibkan menuntut ilmu. Caranya tentu menyekolahkan anak di tempat yang sesuai dengan status sosial tertentu. Atau demi memberi pakaian yang layak. Atau demi mengisi rumah mereka dengan barang-barang yang tidak memalukan; tidak kalah dengan yang dimiliki tetangga. Atau demi memberi anak asupan gizi yang baik sehingga diharapkan menjadi generasi cerdas dan saleh. Cara apa pun dilakukan, yang penting tujuan mengangkat derajat keluarga tercapai. Mereka bahkan dengan tanpa adab di hadapan Allah berkoar,”Zaman sekarang ini mencari yang haram saja susah, apalagi mencari yang halal.” Sungguh perbuatan menghina Allah Sang Mahakaya; Maha Pemberi rezeki.
Barang siapa tidak peduli dari mana datangnya makanannya, maka Allah tidak peduli dari pintu neraka yang mana orang itu dijebloskan.” (hadis)

Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (Q.S. Al-Kahfi:103-104)

 Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?(Q.S. An Nahl:72)

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. (Q.S. At-Takaแนกur: 1)