Total Tayangan Halaman

Kamis, 22 Desember 2011

Rosulullah SAW memberi arahan kepada kita

Apa yang harus kita tanam hari ini dan apa pula buah yang akan petik kelak ? Rosulullah SAW memberi arahan kepada kita agar menjadi seperti yang kita cita-citakan, berikut ini


Seorang sahabat bertanya kepada Rosulullah S.A.W , Dia berkata : Aku ingin menjadi seorang Ulama’ (orang yang memiliki kedalaman ilmu).

Baginda S.A.W menjawab : Takutlah kepada Allah maka engkau akan jadi Ulama’

Dia berkata : Aku ingin menjadi orang paling kaya

Baginda S.A.W menjawab : Jadilah orang yang yakin pada diri sendiri maka engkau akan jadi orang paling kaya

Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang adil

Baginda S.A.W menjawab: Kasihanilah manusia yang lain sebagaimana engkau kasih pada diri sendiri maka jadilah engkau seadil-adil manusia

Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang paling baik

Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka engkau akan jadi sebaik-baik manusia

Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang istimewa di sisi Allah

Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan dzikrullah niscaya engkau akan jadi orang istimewa di sisi Allah

Dia berkata : Aku ingin disempurnakan imanku

Baginda S.A.W menjawab : Baikkanlah akhlakmu niscaya imanmu akan sempurna

Dia berkata : Aku ingin termasuk dalam golongan mereka yang taat

Baginda S.A.W menjawab : Tunaikan segala kewajiban yang difardhukan maka engkau akan termasuk dalam golongan mereka yang taat

Dia berkata : Aku ingin berjumpa Allah dalan keadaan bersih dari dosa

Baginda S.A.W menjawab : Banyaklah beristighfar niscaya niscaya engkau akan menemui Allah dalam keadaan suci dari dosa

Dia berkata : Aku ingin menjadi semulia-mulia manusia

Baginda S.A.W menjawab : Jangan berprasangka buruk pada orang lain niscaya engkau akan jadi semulia-mulia manusia

Dia berkata : Aku ingin menjadi segagah-gagah manusia

Baginda S.A.W menjawab : Senantiasa berserah diri (tawakkal) kepada Allah niscaya engkau akan jadi segagah-gagah manusia

Dia berkata : Aku ingin dimurahkan rezeki oleh Allah

Baginda S.A.W menjawab : Senantiasa berada dalam keadaan bersih ( dari hadast ) niscaya Allah akan memurahkan rezeki kepadamu

Dia berkata : Aku ingin termasuk dalam golongan mereka yang dikasihi oleh Allah dan rasulNya

Baginda S.A.W menjawab : Cintailah segala apa yang disukai oleh Allah dan rasulNya maka engkau termasuk dalam golongan yang dicintai oleh Allah dan RasulNya

Dia berkata : Aku ingin diselamatkan dari kemurkaan Allah pada hari qiamat

Baginda S.A.W menjawab : Jangan marah kepada orang lain niscaya engkau akan selamat dari kemurkaan Allah dan rasulNya

Dia berkata : Aku ingin diterima segala permohonanku

Baginda S.A.W menjawab : Jauhilah makanan haram niscaya segala permohonanmu akan diterimaNya

Dia berkata : Aku ingin agar Allah menutupkan segala keaibanku pada hari qiamat

Baginda S.A.W menjawab : Tutupilah keburukan orang lain niscaya Allah akan menutup keaibanmu pada hari qiamat
Dia berkata : Siapa yang selamat dari dosa?

Baginda S.A.W menjawab : Orang yang senantiasa mengalirkan air mata penyesalan, mereka yang tunduk pada kehendakNya dan mereka yang ditimpa kesakitan

Dia berkata : Apakah kebaikan terbesar di sisi Allah?

Baginda S.A.W menjawab : Baik budi pekerti, rendah diri dan sabar menghadapi cobaan Allah

Dia berkata : Apakah kejahatan terbesar di sisi Allah?

Baginda S.A.W menjawab : Buruk akhlak dan sedikit ketaatan

Dia berkata : Apakah yang meredakan kemurkaan Allah di dunia dan akhirat ?

Baginda S.A.W menjawab : Sedekah dalam keadaan sembunyi dan menghubungkan persaudaraan

Dia berkata: Apakan yang akan memadamkan api neraka pada hari qiamat?

Baginda S.A.W menjawab : sabar di dunia dengan ba

spiritualis

Menjalani hidup ini bukan hanya sekedar MATERI,
bukan didominasi dengan ITELEKTUAL,
bukan juga dengan predikat, bukan dengan status tapi,
harus secara menyeluruh.
perspektif hidup INI  harus INTUITIF,SPIRITUALIS ( jujur,berdoa sabar,tabah,iklas jangan sombong dan bertaqwa.) Perhatikan titipan TUHAN??...............

Lailahailallah.

Lailahailallah.
Bagaimana dibayangkan bahwa Dia tertutupi oleh sesuatu,  padahal Dialah yang  menampakkan segala sesuatu?.
Bagaimana dibayangkan bahwa Dia tertutupi oleh sesuatu, padahal Dialah yang  tampak melalui segala sesuatu.?
Bagaimana dibayangkan bahwa Dia tertutupi oleh sesuatu, padahal Dialah yang  tampak pada segala sesuatu.?
Bagaimana dibayangkan bahwa Dia tertutupi oleh sesuatu, padahal Dialah yang  tampak sebelum wujud Nya pada sesuatu.?
Bagaimana dibayangkan bahwa Dia tertutupi oleh sesuatu, padahal Dialah yang  lebih jelas  darisegala sesuatu.?
Bagaimana dibayangkan bahwa Dia tertutupi oleh sesuatu, padahal Dialah mahaesa,  tiada wujud bersaman  Nya  sebelum wujudnya  segal a sesuatu.?
Bagaimana dibayangkan bahwa Dia tertutupi oleh sesuatu,  padahal Dialah yang lebih dekat kepada setiap wujud dari pada  segal a sesuatu.?
Bagaimana dibayangkan bahwa Dia tertutupi oleh sesuatu, padahal tanpa wujud Nya tiada sesuatu  dapat wujud.?
KAPANKAH DIA TAK HADIR SEHINGGA DIPERLUKAN BUKTI TENTANG KEHADIRAN NYA.


Minggu, 18 Desember 2011

BUNDA

Bunda..Engkau pecahkan kegalauan yang selalu membuatku jatuh..
Engkau bagai penopang raga yang mulai runtuh..
Engkau memberi semua yang kami butuhkan..
tapi kami, ketika engkau butuhpun kami belum menyadari..
Bunda..
kau buang waktumu tanpa lelah untuk kami..
Kau buat kasih sayang itu menjadi kebiasaan yang sering kami lupakan..
Engkau memberi tanpa kami meminta..
Engkau guyurkan siraman kasih yang tiada tandingannya..
Bunda..Andai perasaan ini sepeka hatimu.,.
setegas kasihmu..
Semampu dan selalu ada untuk kami anakmu..
kan kurubah segala yang menajadi kesalmu..
kan ku coba merengkuh rasa yang sering kau berikan kepadaku..
Diatas langit yang tak terbatas..
kau topangkan kasihmu tanpa merasa lelah..
Trimakasih Bunda.. terimakasih telah menjagaku hingga dewasa..
Memberikanku seluruh cinta tanpa putus asa..
dengan cintamu, aku merasakan kekuatan yang sungguh luar biasa..
Love you Mom, aku gak akan pernah bisa membalas seperti cinta dan kasih yang telah engkau berikan kepadaku, Sampai kapanpun!

Di saat engkau melihat mama menua, janganlah bersedih ,,,
maklumilah mama, dukunglah mama, bagaikan mama terhadapmu
di saat engkau mulai belajar tentang kehidupan.
Disaat mama tua bukan lagi mama yang dahulu,
maklumilah mama,bersabarlah dalam menghadapi mama.
Disaat mama menumpahkan kuah sayur di baju mama,
di saat mama tak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu,
ingatlah saat-saat bagaimana mama mengajarimu,
membimbingmu untuk melakukannya.
Disaat mama dengan pikunnya mengulang terus-menerus ucapan yang membosankanmu,
bersabarlah mendengarkan mama, jangan memotong ucapan mama.
Dimasa kecilmu mama harus mengulang dan mengulang terus
sebuah cerita yang telah mama ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi.
Disaat mama membutuhkanmu untuk memandikan mama,
janganlah menyalahkan mama, ingatlah di masa kecilmu
bagaimana mama dengan berbagai cara membujukmu mandi.
Disaat mama melupakan topik pembicaraan kita berilah sedikit waktu pada mama
untuk mengingatnya, sebenarnya topik pembicaraan bukanlah hal yang penting bagi mama,
asalkan kau berada di sisi mama untuk mendengarkan mama,
mama telah-telah bahagia dengan perhatianmu.
Disaat mama kebingungan dengan hal-hal yang baru dan teknologi moderen,
janganlah menertawai mama.
Renungkanlah bagaimana mama dengan sabarnya menjawab setiap ucapan
Apa ini? Mengapa begini? Yang kamu ajukan saat kau kecil.
Disaat kedua kaki mama terlalu lemah untuk berjalan,
ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapah mama,
bagaikan di masa kecilmu mama menuntun melangkahkan kaki untuk belajar berjalan,
Dahulu mama menuntunmu memapah jalan kehidupan ini.
Temanilah mama hingga akhir jalan mama.
Berilah mama
cinta kasih dalam kesabaranmu,
mama akan menerima dengan senyuman yang penuh syukur.
Dalam senyum mama tertanam kasih yang tak terhingga padamu anak-anakku …
Disaat mata mama tidak bisa melihat seperti dulu
mama berharap kamu lebih sabar sama mama,
juga mau menjadi mata mama atau tongkat buat mama,
Seperti dulu waktu kamu bayi belum bisa melihatmama
dan dengan sabar mama mengajari cara kamu melihat nak,,,,,,,,


KONTAINER MOBILE:
panjang 6 m x lebar 3 m
Tempat tidur.
kursi  + meja kopi.
Permukaan luar lapis ALCOPAN
Rangka besi hollow.
Lantai lapis karpe.
Plafong sesuai order.
Sumber tenaga listrik SOLARSEL 1000 WATT.
Pintu, jendela dilengkapi ALARM Handphone.
Dinding satu sisi bisa bukaan FULL.
kelengkapan lain OPTION.
Harga : sangat relatif ( sesuai Spesifikasi)
CALL/ SMS : 08124204748.
email ilyasrm( at ) yahoo (dot ) co (dot ) id.
Blog : ilyasrustam(dot) blogspot(dom) com

SATU KEKASIHKU

Puisi “Satu Kekasihku” terdapat dalam antologi yang bertajuk Cahaya Maha Cahaya. Antologi ini diterbitkan pada tahun 1996 oleh penerbit Pustaka Firdaus. Berikut ini kutipan lengkap puisi tersebut.

SATU KEKASIHKU

Mati hidup satu kekasihku
Takkan kubikin ia cemburu
 Kurahasiakan dari anak isteri
  Kulindungi dari politik dan kiai

Pentakwilan makna puisi ini akan penulis lakukan baris per baris dengan maksud memudahkan pemahaman atasnya. Berikut ini uraian lengkapnya.

¨      Mati hidup satu kekasihku
Penempatan kata mati mendahului kata hidup cukup menarik di sini. Tampaknya  sengaja dilakukan sedemikian oleh pengarang dengan maksud khusus; agar tertangkap keterkaitannya dengan beberapa dalil berikut.

Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.(Q.S. Al-Ankabut:64)

Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. (Q.S. At-Taubah: 38)

Dunia itu ladang akhirat. Barang siapa menanam kebaikan akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Barang siapa menanam keburukan akan mendapat penyesalan. (hadis)

Orang mukmin beramal untuk dunia dan akhiratnya. Untuk dunianya, ia bekerja seperlunya saja. Ia mengambil sekadar untuk bekal perjalanan saja. Ia tidak mau mengambil banyak-banyak. Adapun orang bodoh, cita-citanya hanya untuk dunia. Tetapi orang arif bercita-cita untuk akhirat, kemudian untuk Al-Maula Azza wa Jalla. (Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani)

Sang “aku” dalam puisi di sini tampaknya mengingatkan bahwa sesungguhnya kita hidup di dunia ini dalam keadaan “mati” karena kehidupan dunia ini statusnya sekadar ladang yang hanya bisa dipanen hasilnya di akhirat. Terlebih, jelas-jelas dikatakan Tuhan bahwa kehidupan di dunia ini bukanlah kehidupan yang sebenarnya.
Di sini juga tersirat sindiran bagi setiap muslim yang tidak menyadari bahwa ia telah berbuat bodoh. Mengapa bodoh? Karena kebanyakan muslim ketika berhadapan dengan pemahaman agama tingkat lanjut yang dirasanya berat, segera hatinya berbisik dalam bentuk premis umum,”Ah, aku sih (beragama) yang biasa-biasa sajalah.” Ia sama sekali tidak menyadari bahwa premis khusus dari pernyataan hatinya itu bermakna,”Potensi dan usahaku yang luar biasa adalah untuk dunia (bekerja keras menumpuk tabungan agar punya cukup modal dan kelak layak menikah dengan orang baik-baik, bermartabat, kalau bisa juga kaya. Yang berarti juga mengangkat derajat keluarga besar. Lalu mempunyai anak-anak yang pintar dan saleh. Memiliki rumah dan kendaraan yang cukup bisa dibanggakan. Lalu menjadi kakek-nenek yang bahagia; mengisi hari tua dengan beribadah dan aktif dalam pertemuan arisan khusus haji atau menjadi yang terkemuka di acara pengajian bulanan. Dengan begini, mudah-mudahan masuk surga.)  
Adapun frasa satu kekasihku, jika dihubungkan dengan baris ketiga yang berbunyi kurahasiakan dari anak istri serta-merta mengarahkan pembaca pada Tuhan. Pembaca tidak akan menuduh sang “aku” dalam puisi ini sedang menceritakan kekasih gelapnya karena puisi ini terangkum dalam antologi yang bernuansa religius. Sang “aku” justru sedang menegaskan bahwa yang menjadi buluh perindu; yang menguasai takhta cintanya adalah Tuhan Sang Terkasih.

¨      Takkan kubikin ia cemburu
Satu hal yang jarang diketahui orang adalah bahwa Allah Maha Pecemburu. Manusia adalah makhluk yang diciptakan dalam kemuliaan dan paling diutamakan Allah. Kasih Allah lebih tercurah pada ciptaan yang satu ini. Manusia adalah makhluk kesayangan-Nya. Bahkan, Allah Swt. menyatakan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk yang terbaik dan Nabi Muhammad Saw. pun bersabda bahwa manusia diciptakan atas gambaran-Nya.  Pengistimewaan manusia juga terbukti dalam tugas yang diembannya sebagai khalifah di muka bumi dan turunnya perintah sujud sekalian jin dan malaikat kepada Nabi Adam.
Aku telah memilihmu untuk diri-Ku (Q.S. āhā:41)

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. At-Tīn:4)

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam (Q.S. Al-Isrā: 70)
Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud (Q.S. Al-Hijr: 29)

Sesungguhnya Allah menciptakan Adam atas rupa-Nya. (hadis)
Allah Swt. menciptakan Adam atas Rupa-Nya yang Maha Pengasih.(hadis)

Sang “aku” dalam puisi tidak ingin tergolong ke dalam manusia yang tidak tahu berterima kasih sehingga Allah kecewa terhadapnya. Seperti kecewanya seseorang yang memberikan bingkisan hadiah kepada anak kecil. Anak kecil itu begitu antusias sampai berlari-lari menghampiri. Ia lalu meraih bingkisan itu dan berpaling dengan ucapan terima kasih yang samar. Sejurus kemudian, anak itu asyik membuka bingkisan dan telah lupa sama sekali dengan sang pemberi hadiah.
Allah murka jika manusia lupa dan berpaling kepada selain-Nya. Apalagi berpaling justru kepada karunia yang Allah berikan padanya. Kisah Qarun adalah contoh yang paling mencolok untuk hal ini. Allah mengaruniakan kecerdasan akal pada Qarun hingga ia menjadi ahli kimia yang bisa mengubah logam biasa menjadi emas. Lalu Qarun berpaling dari Allah dengan mengatakan sesungguhnya segala kekayaannya itu berkat kecerdasan akalnya. Lalu Allah murka. Lalu allah membenamkan Qarun beserta seluruh kekayaannya ke dasar bumi. Inilah kisah Alquran yang mendasari frasa harta karun di kemudian hari.     
Allah murka kepada manusia yang dikaruniai kecantikan, ketampanan, dan kemolekan tubuh yang dengan itu mereka mencari nafkah. Lalu mereka berlindung dalam dalih hak asasi, tuntutan profesi, dan ekspresi seni. Lalu mereka bertuhankan hak asasi, profesi, dan seni. Allah murka kepada ahli hukum yang memperkaya diri dengan memanfaatkan celah hukum yang diketahuinya. Lalu ia menjadi pembela manusia-manusia durhaka yang kaya. Lalu ia bertuhankan uang. Allah murka kepada manusia yang diberi kelihaian meraih simpati manusia sehingga ia memanfaatkannya untuk meraih ambisi pribadi; menjadi penjilat bagi penguasa hanya demi kedudukan lebih tinggi di mata manusia. Lalu ia bertuhankan ambisinya. Sang “aku” dalam puisi tidak mau menjadi manusia seperti itu.
Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah (Q.S. Al-Baqarah: 90)

Ya Rabb, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari-Mu (hadis)

Sesungguhnya Dia amat Pencemburu. Dia tidak suka seandainya di dalam hatimu ada selain Dia. Dan barang siapa menghendaki untuk menjadi kaya di dunia dan akhirat, hendaklah ia takut kepada Allah Swt., nukan kepada selain Dia. (syaikh Abdul Qadir Al-Jailani)

Waspadalah, jangan teperdaya terhadap karunia-Ku dan jangan putus harapan karena uji-coba-Ku, dan jangan jinak bermanja dengan selain-Ku.
Lalu Aku pun bersumpah demi karunia-karunia-Ku, selama engkau menjarak keluar dari-Ku untuk minum, melainkan akan Kusia-siakan engkau. Jangan diharapkan engkau akan dapat kembali berdampingan dengan-Ku dan tidak pula engkau akan berhasil mendapatkan minuman yang engkau harap-harapkan. Maka sesungguhnya engkau telah sesat jalan dari-Ku dan engkau telah melupakan bahwa Aku-lah sebenarnya minuman Yang Maha Tunggal dan rumah tempat berlindungmu yang tunggal. (Kitab Melihat Allah {Ru`yatullah} Imam Hasan An-Nafri)

Tujuh manfaat bersedekah:

Tujuh manfaat bersedekah:


1. membebaskan dari kesulitan,

2. menyembuhkan  penyakit,

3. memelihara harta benda,

4. meredakan murka Allah,

5. menarik cinta kasih manusia,

6. membuat hati yang keras menjadi lembut,

7. dan menambah keberkahan usia.



Dalam sebuah pepatah dikatakan, “Sebaik-baik harta adalah yang kamu

infakkan (sedekahkan) dan sebaik-baik ilmu adalah yang memberimu guna.”



Buya Hamka, Tasawuf, dan Problem Eksistensi

Rabu, 13 Februari 2008

Dalam lintasan sejarah pemikiran Islam di Indonesia, Buya Hamka tercatat sebagai salah seorang pemikir Islam modern yang sangat produktif. Ini ditunjukkan dengan begitu banyak karyanya dalam bidang keislaman.
Yang paling fenomenal dari sejumlah karyanya itu adalah Tafsir Al-Azhar. Kemampuan Hamka sungguh mengagumkan mengingat beliau bukanlah seorang sarjana dengan pendidikan formal yang tinggi. Hamka hanya otodidak.
Beliau merepresentasikan peralihan transmisi (pewarisan ilmu-ilmu keislaman) dari corak tradisional atau meminjam istilah Azyumardi Azra dari isnad dan silsilah (mata rantai pewarisan) tradisional menjadi isnad dan silsilah modern (Azra, 2005). Corak tradisional menunjukkan adanya transmisi melalui pertemuan langsung antara murid dan guru.
Otoritas guru dan sanad yang menyertainya memiliki nilai yang tinggi dalam pewarisan keilmuan. Pada gilirannya cenderung menimbulkan kesamaan mazhab dan aliran teologi pada garis sanad dan silsilah yang ada. Transmisi tradisional meniscayakan mata rantai isnad dan silsilah yang homogen. Pada transmisi modern, pewarisan itu tidak mengharuskan pertemuan murid dan guru. Karena itu, isnad dan silsilah keilmuannya terbentuk dari beberapa sumber berbeda.
Dengan demikian, Buya Hamka adalah salah satu intelektual Islam yang merepresentasikan pola transmisi modern. Dalam pandangan Nurcolish Madjid, kelebihan lainnya adalah kesanggupan Buya menyatakan pikiran dalam ungkapan-ungkapan modern dan kontemporer.
Karena itu, Buya berhasil menjalin komunikasi intelektual dengan kalangan terpelajar tanpa canggung dan hambatan. Pikiran-pikirannya diterima di kalangan luas, khususnya umat Islam Indonesia yang sering diidentifikasi sebagai modernis atau pembaharu (1997: 123-124). Upaya memperingati kelahiran Buya Hamka yang lahir 17 Februari 1908 bukanlah suatu pengkultusan terhadapnya, melainkan upaya untuk melihat dan mengkaji kembali kontribusi dan relevansi pemikirannya dalam kehidupan masyarakat modern.
Problem masyarakat modernMenurut Erich Fromm, karakter masyarakat modern diwarnai oleh orientasi pasar, di mana keberhasilan seseorang bergantung pada sejauh mana 'nilai jualnya' di pasar (1999). Masyarakat (manusia) modern mengalami dirinya sebagai penjual sekaligus sebagai komoditas untuk dijual di pasar.
Maka, penghargaan atas dirinya ditentukan oleh nilai-nilai yang diakui oleh pasar. Akhirnya, setiap orang didorong berjuang keras menjadi pekerja sukses dan kaya demi penegasan akan keberhasilannya itu.
Kemakmuran melambangkan nilai jualnya yang tinggi dan dihargai di pasar. Kemiskinan dimaknai sebagai sebaliknya. Kebaikan, kejujuran, kesetiaan pada kebenaran dan keadilan dipandang tidak bernilai jika tidak memberikan manfaat bagi kesuksesan dan kemakmuran. Sejauh kondisi ekonominya tidak makmur, dia dinilai belum sukses.
Kondisi ini menandakan masyarakat modern mengalami alienasi (keterasingan). Mereka menilai manusia tidak lagi berpijak pada kualitas kemanusiaan, melainkan oleh keberhasilannya dalam mencapai kekayaan materil (Fromm, 1999).
Keadaan ini memalingkan kesadaran manusia sebagai makhluk termulia. Keutamaan dan kemuliaannya menyatu dengan kekuatan kepribadiannya, bukan bergantung pada sesuatu di luar dirinya. Karena itu, masyarakat modern mengalami depersonalisasi, kehampaan, dan ketidakbermaknaan hidup.
Eksistensinya bergantung pada pemilikan dan penguasaan pada simbol kekayaan. Hasrat mendapatkan harta yang berlimpah melampaui komitmennya terhadap solidaritas sosial. Ini didorong pandangan bahwa orang banyak harta merupakan manusia unggul. Di tengah alienasi semacam ini pemikiran Hamka dalam beberapa bukunya, terutama Tasawuf Modern dan Tafsir Al-Azhar, memberikan suatu pencerahan bagi masyarakat modern.
Tasawuf dan modernitasPada dasarnya sejak awal perkembangan Islam, gerakan tasawuf mendapat sambutan luas di kalangan umat Islam. Bahkan penyebaran Islam di Indonesia lebih mudah berkat dakwah menggunakan pendekatan tasawuf. Penekanan pada sisi esoterik agama (hal-hal yang bersifat batiniah dari agama) lebih mengundang daya tarik ketimbang eksoteriknya (formalitas ritual agama).
Salah satunya disebabkan oleh adanya persinggungan antara sisi esoterik dengan pergulatan eksistensi manusia. Kecenderungan animisme dan dinamisme (kepercayaan terhadap benda-benda yang mengandung keramat dan ruh-ruh leluhur yang bisa menjadi perantara kepada Tuhan), misalnya, menyiratkan ketertarikan yang besar terhadap sisi esoterik itu. Faktor seperti inilah yang mendorong Hamka meneliti tasawuf, sebagaimana dia jelaskan dalam bukunya: ''Tidaklah dapat diragui lagi bahwasanya tasawuf adalah salah satu pusaka keagamaan terpenting yang memengaruhi perasaan dan pikiran kaum Muslimin'' (1981: 20).
Luasnya pengaruh tasawuf dalam hampir seluruh episode peradaban Islam menandakan tasawuf relevan dengan kebutuhan umat Islam. Menurut Hamka, tasawuf ibarat jiwa yang menghidupkan tubuh dan merupakan jantung dari keislaman.
Dalam masyarakat modern, fenomena ketertarikan terhadap pengajian bernuansa tasawuf mencerminkan adanya kebutuhan untuk mengatasi problem alienasi yang diakibatkan modernitas. Modernitas memberikan kemudahan hidup, tetapi tidak selalu memberikan kebahagiaan.
Mengenai hal ini, Buya Hamka mengatakan: ''Setelah manusia menurutkan jalan kecepatan pengaruh hidup benda itu (materialisme), timbullah pada mereka satu perasaan yang ganjil sekali. Di mana-mana telah timbul perasaan tidak puas dengan kemajuan hidup kebendaan ini. Kapal terbang, radar, piring terbang, bom atom, bom hidrogen yang lebih dahsyat, radio, televisi, dan beratus macam alat pendapatan baru untuk kemewahan dan kesenangan hidup, semuanya sudah dapat dikuasai, tetapi diri masih terasa kurang. Hidup menurutkan perintah kebendaan belaka, sendirinya telah menimbulkan jemu. Siang hari kerja keras mencari keuntungan dan kekayaan dengan semboyan time is money (tempo itu adalah uang). Tetapi, ternyata manusia sesamanya telah memperebutkan tempo untuk sebanyak-banyaknya uang bagi diri sendiri, biarpun merugikan orang lain. Siapa yang tidak sigap mengejar tempo, tersingkirlah dia ke tepi dan habislah umurnya untuk itu. Semata-mata hidup kebendaan ternyata hanya menimbulkan rasa kebencian dan kedengkian sesama manusia. Baik dengan orang seorang, apatah lagi di antara bangsa yang lebih banyak mendapat benda dengan bangsa yang mendapat sedikit'' (1981: 14).
Dalam refleksinya, Hamka sering memperkenalkan konsep neo-zuhud, yaitu ajaran yang menyatakan kecintaan terhadap dunia yang tidak proporsional merupakan kenistaan. Pendekatan tasawuf semacam ini sangat relevan dalam mengatasi krisis eksistensi masyarakat modern,agar dapat menormalkan cara pandangnya tentang relasi dirinya (manusia) dengan sesamanya, pekerjaannya, dan eksistensinya. Tidak heran buku beliau yang berjudul Tasawuf Modern begitu laris di pasaran.
Hal itu menunjukkan bahwa kontribusi pemikiran keagamaan Hamka sangat signifikan dalam perkembangan masyarakat modern. Mudah-mudahan peringatan 100 tahun Hamka dapat menegaskan kembali peran dan tanggung jawab agama terhadap perubahan sosial.

Adab Berdoa

Banyak orang berdo’a tetapi tidak meminta. Mereka berdo’a tetapi  sekedar "membaca" atau "menghafal" do’a. Tidak ada peyertaan dalam dirinya rasa takut (khauf) dan rasa harap dan juga tidak dilakukan dengan rendah hati bahwa bahkan banyak yang tidak faham dengan do’anya. Maka itulah yang dimaksud dengan "berdo’a tapi tidak meminta".
Padahal berdo’a itu intinya meminta. Dalam hal meminta Allah swt berfirman : "Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas " (7:55), " Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya, berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak diterima) dan harapan (akan dikabulkan) sesungguhnya rahmat Allah itu amat dekat pada orang yang berbuat baik (7:56)