Total Tayangan Halaman

Rabu, 14 Desember 2011

Peleburan Sempurna Ke Dalam Tuhan.


Peleburan Sempurna Ke Dalam Tuhan.

Aku bertanya, “Ya Allah, apakah ini?”
Dia menjawab, “Semuanya adalah Aku, tiada sesuatu pun juga selain AKU.”
Kemudian Dia menjahit mataku sehingga aku tidak dapat melihat. Dia menyuruhku untuk merenungi akar permasalahan, yaitu diri-Nya sendiri, dan Dia memuliakan diriku. Kepadaku dibukakan-Nya rahasia diri-Nya sendiri, sedikitpun tidak tergoyahkan oleh karena adaku. Demikianlah Allah, kebenaran yang Tunggal menambahkan realitas ke dalam diriku. Melalui Allah aku memandang Allah, dan kulihat Allah di dalam realitas-Nya.
Di sana aku berdiam dan beristirahat untuk beberapa saat lamanya. Kututup telinga dari derap perjuangan. Lidah yang meminta-minta kutelan ke dalam tenggorokan keputus-asaan. Kucampakkan pengetahuan yang telah kutuntut dan kubungkamkan kata hati yang menggoda kepada perbuatan-perbuatan aniaya. Di sana aku berdiam dengan tenang. Dengan karunia Allah aku membuang kemewahan-kemewahan dari jalan yang menuju prinsip-prinsip dasar.
Allah menaruh belas kasih kepadaku. Dia memberkahi dengan pengetahuan abadi dan menanam lidah kebajikan-Nya ke dalam tenggorokanku. Untukku diciptakan-Nya sebuah mata dari cahaya-Nya, semua makhluk kulihat melalui Dia. Dengan lidah kebajikan itu aku berkata-kata kepada Allah, dengan pengetahuan Allah kuperoleh sebuah pengetahuan, dan dengan cahaya Allah aku menatap kepada-Nya.
Allah berkata kepadaku, “Wahai engkau yang tak memiliki sesuatu pun jua namun telah memperoleh segalanya, yang tak memiliki perbekalan namun telah mempunyai kekayaan!”
“Ya Allah,” jawabku. “Jangan biarkan diriku terpedaya oleh semua itu. Jangan biarkan aku puas dengan diriku sendiri tanpa mendambakan diri-Mu. Adalah lebih baik jika Engkau menjadi milikku tanpa aku, daripada aku berkata-kata Kepada-Mu melalui Engkau, daripada aku berkata-kata kepada diriku sendiri tanpa Engkau.”
Allah berkata, “Oleh karena itu perhatikanlah hukum-Ku dan janganlah engkau melanggar perintah serta larangan-Ku, agar Kami berterima kasih akan segala jerih payahmu.”
“Aku telah membuktikan imanku kepada-Mu dan aku benar-benar yakin bahwa sesungguhnya Engkau lebih pantas untuk berterima kasih kepada diri-Mu sendiri daripada kepada hamba-Mu. Bahkan seandainya Engkau mengutuk diriku ini, Engkau bebas dari segala perbuatan aniaya.”
“Dari siapakah engkau belajar?” tanya Allah.
“Dia yang bertanya lebih tahu dari dia yang ditanya. Karena Dia adalah Yang Dihasratkan dan Yang Menghasratkan, Yang Dijawab dan Yang Menjawab,” jawabku.
Setelah Dia menyaksikan kesucian hatiku yang terdalam, aku mendengar seruan puas dari Allah. Dia menerangi diriku, menyelamatkan aku dari kegelapan hawa nafsu dan kecemaran jasmani. Aku tahu bahwa melalui Dialah aku hidup dan karena kelimpahan-Nyalah aku bisa menghamparkan permadani kebahagiaan di dalam hatiku.
“Mintalah kepada-Ku segala sesuatu yang engkau kehendaki,” kata Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar