Total Tayangan Halaman

Sabtu, 19 Januari 2013

Alat Ukur Kebenaran Dalam Filsafat


Alat Ukur Kebenaran Dalam Filsafat Oleh Ustad Sinar Agama
Muhammad Dudi Hari Saputra:


Salam Ustad.. Apakah kebenaran falsafah itu hanya semata-mata kesesuaian antara realitas internal (pahaman/dzihni) dengan realitas ekstenal (ekstensi/mishdaq)?? Syukron ya Afwan..

Sinar Agama :

Salam dan trrims pertanyaannya:

Kebenaran ilmu itu memang kesesuaianya dengan yang diinfokan, yaitu wujud ekternal. Semua ilmu, seperti panca indra, wahyu dan kasyaf, juga seperti itu. Yakni kesesuaiannya dengan  hal-hal  yang diifokan yang dikatakan sebagai wujud luar atau eksternal.

Akan tetapi, kadang wujud eksternal ini, juga bisa berupa wujud internal manakala wujud internal (ilmu) ini dihabas oleh akal (filsafat), wahyu, kasyaf dll-nya. Yakni melihat ilmu sebagai sifat wujud luar. Yaitu sifat dari pada akal. Karena itu, maka ilmu yang sebagai sifatnya  tersebut , juga merupakan wujud luar. Jadi pandangan saat seperti ini, melihat wujud dalam (ilmu) sebagai wujud luar (sifat ruh/akal).

Muhammad Dudi Hari Saputra :
Syukron Ustad..
Penjelasan Ustad tadi apakah terkait dgn yang dimaksud dgn ma'qulat tsanawiyah/intizha didalam filsafat Islam.. Dimana sifat-sifat  dari ilmu rasio (internal) kemudian dijadikan object pengetahuan oleh rasio/akal pertama?

Dan juga ustad,saya pernah dijelaskan bahwa ilmu husuli (representsasional) itupun adalah ilmu hudhuri (presentsional)..
Mohon bimbingannya Ustad..

Sinar Agama :
Ma'quulaat itu ada yang awwaliyyah atau yang pertama, seperti yang kita bahas itu. Misalnya manusia, alam, makhluk, ....dan seterusnya dimana info-info terhadap mereka itu, kalau benar akan dikatakan ilmu yang benar dan kalau salah, maka sebalaiknya.

Jadi, yang kita bahas tidak ada hubungannya dengan ma'quulaatu al-tsaanawiyyah. Karena yang ke dua ini adalah  hal-hal  yang diketahui akal dan tidak punya eksistensi di luar akal, tetapi bisa diisyaratkan kepada luar akal. seperti lebih besar, lebih manis, dst.

Ilmu Hushuli itu adalah Hudhuri dilihat dari sisi hadirnya copy-annya, bukan diri yang diketahui itu. tetapi ilmu Khudhuri itu adalah kehadiran yang diketahuinya itu secara langsung, bukan copy-annya.

wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar