Total Tayangan Halaman

Senin, 13 Januari 2014

Karomah Syeh Abdul Qodir Jailani : Mujahadah

Syaikh Abu Suud al-Harimi meriwayatkan bahwa beliau pernah mendengarSyaikh Abdul Qodir berkata, “Selama 25 tahun aku mendiami padang pasir iraq, tdk pernah bertemu dg orang dan ditemukan orang. Pada masa itu, sekelompok jin dan rijal ghaib datang kepadaku dan aku mengajarkan jalan menuju ALLAH kepada mereka. Nabi Khidir as menemaniku pd saat aku tiba di iraq utk pertama kali walaupun dan aku tdk pernah berjumpa dg beliau sebelumnya. Beliau mengajukan syarat kepadaku utk tdk membantahnya dan berkata kepadaku, “Duduk disini”. Aku pun duduk ditempat itu selama tiga tahun dan setiap tahun beliau mendatangiku dan berkata, “Tetap ditempatmu sampai aku datang”.

Pada masa itu, dunia serta segala kemewahan dan keindahannya menjelma dan datang kepadaku namun Allah swt melindungiku dari semua itu. Kemudian setan mendatangiku dg bentuk yg menakutkan dan memerangiku namun ALLAH menguatkanku. ALLAH tampakkan pula nafsuku dalam bentuk yg terkadang tunduk kpd apa yg aku inginkan tapi kadang pula memerangiku dan ALLAH memenangkan aku atas dirinya. Semua metode mujahadah aku jalani pd masa awal perjalanan spiritualku. Bertahun2 lamanya aku menempati pinggiran kota menempa diri. Adakalanya selama setahun aku hanya memakan makanan sisa dan tidak minum. Kemudian pd tahun berikutnya, aku hanya minum dan tidak makan kemudian pd tahun berikutnya tidak makan dan minum serta tidak tidur selama setahun.
Pada suatu malam yg sangat dingin aku tertidur di iwan al-kisra dan bermimpi basah. Aku bangun dan langsung mandi kemudian tidur dan kembali bermimpi. Aku kembali bangun, pergi kesungai dan mandi besar. Pada malam itu aku berjunub dan mandi sebanyak 40 kali. Akhirnya aku memanjat menara (iwan) karena takut akan bermimpi lagi.
Bertahun-tahun aku hanya tinggal disebuah gubuk reyot dan hanya makan kain bajuku. Setiap tahun seseorang memakai jubah sufi datang kepadaku dan memasukkan aku ke 1000 fan hingga aku melupakan dunia. Saat itu aku hanya dikenal sebagai si bodoh atau si gila dan berjalan dg bertelanjang kaki. Aku selalu melewati rintangan yg ada dan tidak takhluk kpd nafsu dan tdk pula tergoda dg kemewahan dunia” (Mahkota Para Aulia, 2005)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar