“Tidak ada cara
lain yang akan
dilakukan oleh hambaku yang ingin bertakararub (mendekat) kepada-Ku yang lebih
Aku sukai dibandingkan dengan melakukan amalan-amalan sunnah, sehingga Aku
menyanyanginya. Jika Aku mencintainnya maka Aku akan menjadi telinga yang
dengannya ia mendengar, menjadi mata yang dengannya ia melihat , menjadi mulut
yang denganya ia berbicara, menjadi tangan yang dengannya ia memegang. Jika ia
berdoa kepada-Ku, Aku niscaya akan mengabulkannya. (Hadits Qudsi)
Dalam kitab al-Futuhat, Ibnu ‘Arabi menyebutkan kitabnya yang
berjudul Mawaqi’ al-Nujum, yang sering dipujinya sebagai kitab yang sangat
bagus dalam mengupas masalah karomah yang muncul dari anggota-anggota tubuh
yang taat. Anggota tubuh itu adalah mata, telinga, lidah, tangan, perut,
kemaluan, kaki, dan hati. Apabila
masing-masing anggota tubuh menaati hukum syara’ dan dilakukan oleh orang yang
bertanggung jawab, maka akan muncul karomah. Dalam kitab tersebut disebutkan
berbagai pengetahuan, rahasia ilmu hakikat, dan
manfaat ilmu syariat. Saya berusaha meringkas sedikit tentang delapan anggota
tubuh dan karomah yang muncul dari nggota tubuh sebagai upaya untuk menyempurnakan manfaat
dan untuk mencapai tujuan kami. Dan karena Imam al-Munawi tidak menguraikan
arti dari karomah yang muncul dari anggota-anggota tubuh yang taat, dalam
penjelasan sebelumnya yang diambil dari kitab Mawaqi’ al-Nujum,
1. Mata
Di antara karomah mata jika digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah mampu melihat tamu dari jarak jauh sebelum ia datang, bisa melihat dari balik dinding tebal, melihat Ka’bah ketika shalat, dan lain-lain. Di antara karamoh lainnya adalah dapat menyaksikan alam malakut spiritual baik malaikat, penghuni ketinggian (mala’ul a’la), jin, Nabi Khidir, dan para Abdal.
Di antara karomah mata jika digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah mampu melihat tamu dari jarak jauh sebelum ia datang, bisa melihat dari balik dinding tebal, melihat Ka’bah ketika shalat, dan lain-lain. Di antara karamoh lainnya adalah dapat menyaksikan alam malakut spiritual baik malaikat, penghuni ketinggian (mala’ul a’la), jin, Nabi Khidir, dan para Abdal.
2. Telinga
Bila telinga digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, karamoh yang akan muncul adalah mendengar kabar gembira bahwa sang pemiliknya merupakan salah seorang yang diberi hidayah dan akal oleh Allah. Ini merupakan karamah terbesar, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah, Sebab itu sampaikanlah kabar kembira kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya (QS Al-Zumar [39]: 17-18).
Karamah lainnya adalah dapat mendengar ucapan benda mati, sehingga terdengar semua benda bertasbih kepada Allah dengan bahasa yang jelas, sebagaimana bahasa manusia.
Bila telinga digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, karamoh yang akan muncul adalah mendengar kabar gembira bahwa sang pemiliknya merupakan salah seorang yang diberi hidayah dan akal oleh Allah. Ini merupakan karamah terbesar, sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah, Sebab itu sampaikanlah kabar kembira kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya (QS Al-Zumar [39]: 17-18).
Karamah lainnya adalah dapat mendengar ucapan benda mati, sehingga terdengar semua benda bertasbih kepada Allah dengan bahasa yang jelas, sebagaimana bahasa manusia.
3 Lidah
Ketika lidah digunakan untuk melaksanakan ketaatan dan menghindari kemaksiatan, karamah yang akan muncul adalah mampu berbicara dan bercakap-cakap dengan alam yang lebih tinggi (alam a’la). Jadi, apabila seorang hamba memperoleh karamah atas telinganya, maka ia akan bisa memanggil dan berhubungan dengan para penghuni alam yang lebih tinggi. Apabila ia hanya sekedar berbicara dengannya, penghuni alam itu tidak menjawabnya. Apabila terjadi pembicaraan antara dia denganmereka ,
maka kemampuannya berbicara dengan mereka adalah karamah lisan, kemampuannya
mendengar ucapan mereka adalah karamah telinga, dan kemampuannya menyaksikan
mereka adalah karamah mata. Demikian juga anggota-anggota tubuh lainnya, karena
ada hubungan antara anggota-anggota badan dan ketaatan yang dilakukannya. Di
antara karamah lainnya adalah mampu mengatakan suatu keadaan sebelum terjadinya,
memberitahukan hal-hal gaib, dan akan munculnya benda-benda.
Ketika lidah digunakan untuk melaksanakan ketaatan dan menghindari kemaksiatan, karamah yang akan muncul adalah mampu berbicara dan bercakap-cakap dengan alam yang lebih tinggi (alam a’la). Jadi, apabila seorang hamba memperoleh karamah atas telinganya, maka ia akan bisa memanggil dan berhubungan dengan para penghuni alam yang lebih tinggi. Apabila ia hanya sekedar berbicara dengannya, penghuni alam itu tidak menjawabnya. Apabila terjadi pembicaraan antara dia dengan
4.
Tangan
Di antara karamah yang akan muncul bila tangan dipergunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah munculnya warna putih bersih tanpa noda di tangan ketika dimasukkan ke dalam saku seperti yang terjadi pada Nabi Musa as, memancarkan air di sela-sela jari yang terjadi pada Nabi Muhammad Saw., melemparkan tanah ke muka musuh, sehingga mereka kalah. Para wali Allah dengan kehendak-Nya mengepalkan tangan ke udara, lalu ketika mereka membukanya muncullah perak, emas, dan lain-lain.
Di antara karamah yang akan muncul bila tangan dipergunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah munculnya warna putih bersih tanpa noda di tangan ketika dimasukkan ke dalam saku seperti yang terjadi pada Nabi Musa as, memancarkan air di sela-sela jari yang terjadi pada Nabi Muhammad Saw., melemparkan tanah ke muka musuh, sehingga mereka kalah. Para wali Allah dengan kehendak-Nya mengepalkan tangan ke udara, lalu ketika mereka membukanya muncullah perak, emas, dan lain-lain.
5. Perut
Di antara karamah yang muncul bila perut digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan —tidak termasuk dalam kategori makr dan istidraj— adalah terpeliharanya perut dari makanan, minuman, dan pakaian yang tidak halal dengan munculnya tanda yang disampaikan oleh Allah. Adakalanya tanda itu muncul dalam dirinya sendiri atau dari sesuatu yang bersifat syubhat atau haram, sehingga ia hanya memperoleh sesuatu yang baik saja. Dikisahkan bahwa ketika disajikan makanan syubhat kepada Al-Harits al-Muhasibi r.a., mengucurlah keringat di sela-sela jarinya. Begitu juga yang terjadi pada ibunda Abu Yazid al-Busthami r.a. ketika sedang mengandung Abu Yazid, tangannya tidak pernah menyentuh makanan haram. Pada wali lain, muncul suara yang berkata “jauhi”. Wali lainnya jatuh pingsan ketika menemukan makanan yang tidak halal. Ada juga wali yang
makanan haram di hadapannya berubah menjadi darah, berwarna hitam, seekor babi, dan lain-lain yang Allah khususkan bagi para wali dan orang-orang suci-Nya.
Di antara karamah yang muncul bila perut digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan —tidak termasuk dalam kategori makr dan istidraj— adalah terpeliharanya perut dari makanan, minuman, dan pakaian yang tidak halal dengan munculnya tanda yang disampaikan oleh Allah. Adakalanya tanda itu muncul dalam dirinya sendiri atau dari sesuatu yang bersifat syubhat atau haram, sehingga ia hanya memperoleh sesuatu yang baik saja. Dikisahkan bahwa ketika disajikan makanan syubhat kepada Al-Harits al-Muhasibi r.a., mengucurlah keringat di sela-sela jarinya. Begitu juga yang terjadi pada ibunda Abu Yazid al-Busthami r.a. ketika sedang mengandung Abu Yazid, tangannya tidak pernah menyentuh makanan haram. Pada wali lain, muncul suara yang berkata “jauhi”. Wali lainnya jatuh pingsan ketika menemukan makanan yang tidak halal. Ada juga wali yang
makanan haram di hadapannya berubah menjadi darah, berwarna hitam, seekor babi, dan lain-lain yang Allah khususkan bagi para wali dan orang-orang suci-Nya.
Karamah lain yang muncul karena ketaatan perut adalah makanan yang
sedikit bisa mengenyangkan orang banyak. Ini merupakan warisan dari Rasulullah
Saw. Ketika itu, Rasulullah menggelar sebuah tikar kulit dan didatangi oleh
pemilik gandum dengan memberikan setangkai gandumnya dan pemilik biji-bijian
dengan memberikan setangkai biji-bijiannya, hingga terkumpullah sedikit
makanan. Beliau berdoa agar makanan itu diberkati,
lalu orang-orang mengisi tempat yang mereka bawa dengan makanan itu sampai
penuh, sebagaimana dijelaskan dalam hadis sahih riwayat Muslim.
Karamah
perut yang lainnya adalah dapat membuat satu macam makanan di atas piring
menjadi berbagai macam jenis makanan sesuai dengan keinginan orang-orang yang
hadir di tempat itu. Termasuk karamah perut lainnya adalah didatangi jin atau
raja yang membawakan makanan, minuman, dan pakaiannya, atau menggantungkannya
di udara.
Karamah
lain dalam maqam ini adalah mampu mengubah air minum yang asin dan pahit
menjadi manis. Ibnu ‘Arabi berkata, “Saya pernah meminum minuman seperti itu
dari tangan Abu Muhammad ‘Abdullah bin Ustad Al-Marwazi Al-Hajj, termasuk murid
khusus Abu Madyan r.a., beliau selalu disebut sebagai Al-hajj al-mabrur.
Makanan halal itu adakalanya diperoleh dengan bekerja atau dengan menjauhi
dosa-dosa, seperti yang dikatakan beberapa syaikh, “Ahli ma’rifat adalah orang
yang tidak memadamkan cahaya ma’rifatnya sebagai cahaya wara’nya, maka ketika
diperoleh barang halal, sedikit saja cukup baginya. Bila ia melaksanakan hal
ini, maka tumbuh dalam batinnya keinginan melakukan perbuatan baik yang
diwujudkan Allah dalam jiwa hamba ini sebagai karamah karena kedudukan dan
kejujurannya.” Dan dari kehendak kuat itu keluar semua yang telah kami sebutkan
dan banyak karamah yang belum terlintas dalam benak manusia.
6.
Kemaluan
Di antara karamah yang dihasilkan ketika kemaluan dipergunakan untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah anugerah dari Allah berupa rahasia menghidupkan orang-orang mati, menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan penderita lepra, dan meninggalkan semua perkara yang membuatnya melupakan Allah. Allah berfirman, Dan Maryam puteri ‘Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh Kami (QS Al-Tahrim [66]: 12). Dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam (QS Al-Anbiya’ [21]: 91). Dalam hal ini, Ibnu ‘Arabi juga telah menjelaskan secara mendalam hubungan-hubungan lain antara ketaatan anggota tubuh dan karamah yang dikeluarkannya, hikmah-hikmah dan rahasia ilmu hakikat
Di antara karamah yang dihasilkan ketika kemaluan dipergunakan untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah anugerah dari Allah berupa rahasia menghidupkan orang-orang mati, menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan penderita lepra, dan meninggalkan semua perkara yang membuatnya melupakan Allah. Allah berfirman, Dan Maryam puteri ‘Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh Kami (QS Al-Tahrim [66]: 12). Dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam (QS Al-Anbiya’ [21]: 91). Dalam hal ini, Ibnu ‘Arabi juga telah menjelaskan secara mendalam hubungan-hubungan lain antara ketaatan anggota tubuh dan karamah yang dikeluarkannya, hikmah-hikmah dan rahasia ilmu hakikat
7. Kaki
Di antara karamah yang akan muncul jika digunakan untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan ada-lah mampu berjalan di atas air, dapat mengelilingi bumi, dan berjalan di udara. Hikayat-hikayat tentang maqam ini sangat terkenal, saking terkenalnya hingga tidak perlu lagi kami jelaskan di sini. Kitab-kitab kumpulan syair dipenuhi hikayat-hikayat tentang karamah ini. Karena Allah Swt. adalah pemilik para wali, maka Dia memunculkan semua karamah ini bersama mereka. Ibnu ‘Arabi menyatakan, “Kami telah menyaksikan dengan jelas penempuh jalan ini berjalan di atas air dan di udara, dan dapat melipat bumi.”
Di antara karamah yang akan muncul jika digunakan untuk melaksanakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan ada-lah mampu berjalan di atas air, dapat mengelilingi bumi, dan berjalan di udara. Hikayat-hikayat tentang maqam ini sangat terkenal, saking terkenalnya hingga tidak perlu lagi kami jelaskan di sini. Kitab-kitab kumpulan syair dipenuhi hikayat-hikayat tentang karamah ini. Karena Allah Swt. adalah pemilik para wali, maka Dia memunculkan semua karamah ini bersama mereka. Ibnu ‘Arabi menyatakan, “Kami telah menyaksikan dengan jelas penempuh jalan ini berjalan di atas air dan di udara, dan dapat melipat bumi.”
8. Hati
Di antara karamah hati ketika digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah mampu mengetahui sesuatu sebelum terjadi. Ibnu ‘Arabi berkata, “Ketahuilah anakku, Allah telah menolongmu, menerangi hatimu, melapangkan dadamu, dan menyucikan pakaian serta hatimu. Segala karamah yang berkaitan dengan anggota tubuh lainnya merujuk dan kembali kepada hati. Kalau tidak ada hati, maka seluruh anggota tubuh lainnya tidak berarti. Setiap perbuatan berasal dari hati, kalau tidak didasari keikhlasan sebagai aktivitas hati, maka amal tersebut bagai debu beterbangan, tidak bermanfaat dan tidak mendatangkan kebahagiaan.”
Di antara karamah hati ketika digunakan untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan adalah mampu mengetahui sesuatu sebelum terjadi. Ibnu ‘Arabi berkata, “Ketahuilah anakku, Allah telah menolongmu, menerangi hatimu, melapangkan dadamu, dan menyucikan pakaian serta hatimu. Segala karamah yang berkaitan dengan anggota tubuh lainnya merujuk dan kembali kepada hati. Kalau tidak ada hati, maka seluruh anggota tubuh lainnya tidak berarti. Setiap perbuatan berasal dari hati, kalau tidak didasari keikhlasan sebagai aktivitas hati, maka amal tersebut bagai debu beterbangan, tidak bermanfaat dan tidak mendatangkan kebahagiaan.”
Allah berfirman, Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali untuk
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama
dengan lurus (QS Al-Bayyinah [98]: 5). Dan Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya
segala perbuatan tergantung pada niat, dan tiap-tiap orang akan mendapatkan apa
yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka
hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa berhijrah kepada dunia dan perempuan yang akan
dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa yang menjadi tujuan hijrahnya.”
Dari sini jelaslah bahwa sudi dan ternodanya semua perbuatan lahir maupun batin
tergantung pada hati. Jadi, gerakan atau diamnya anggota tubuh untuk menaati
syariat dan melakukan maksiat hanya berdasarkan pada perintah dan
kehendak hati.
Gagasan muncul pertama kali di dalam hati. Apabila hati ingin mewujudkan gagasan itu, maka ia mempertimbangkan anggota tubuh mana yang sesuai untuk melakukan gagasan itu, lalu hati menggerakkan anggota tubuh yang dipilihnya untuk mewujudkan gagasan itu, baik untuk ketaatan maupun kemaksiatan, dan atas anggota tubuh itulah pahala dan siksa diberikan. Tidakkah kamu merenungkan bagaimana Allah menganggap pandangan pertama kepada seorang perempuan bukan muhrim yang dilakukan tanpa sengaja dan tidak diniati dalam hati sebagai suatu hal yang dimaafkan dan tidak dikenai siksa?
kehendak hati.
Gagasan muncul pertama kali di dalam hati. Apabila hati ingin mewujudkan gagasan itu, maka ia mempertimbangkan anggota tubuh mana yang sesuai untuk melakukan gagasan itu, lalu hati menggerakkan anggota tubuh yang dipilihnya untuk mewujudkan gagasan itu, baik untuk ketaatan maupun kemaksiatan, dan atas anggota tubuh itulah pahala dan siksa diberikan. Tidakkah kamu merenungkan bagaimana Allah menganggap pandangan pertama kepada seorang perempuan bukan muhrim yang dilakukan tanpa sengaja dan tidak diniati dalam hati sebagai suatu hal yang dimaafkan dan tidak dikenai siksa?
Demikian
pula ketika seorang hamba melakukan perbuatan salah tanpa sengaja, maka Allah
benar-benar telah mengampuni perbuatannya itu, sebagaimana bila hati
menghendaki dan berniat melakukan kemaksiatan, tetapi tidak jadi melakukannya,
maka niatnya itu tidak ditulis dan tidak dihitung, selama belum dilakukan atau
hanya sebatas ucapan semata. Adapun jika hati berniat melakukan ketaatan, maka
ia akan diberi ganjaran sesuai dengan niat dan harapannya, meskipun ia belum
melakukan ketaatan yang telah diniatkannya, niatnya telah ditulis sebagai
kebaikan. Bila kamu meyakini hal ini, maka tetaplah yakin bahwa hati adalah
pemimpin raga. Seluruh karamah yang muncul dari anggota tubuh merujuk kepada
hati, dan hati itu sendiri dapat memunculkan karamah-karamah tertentu.
Karamah
hati lainnya adalah Allah Swt. memperlihatkan kepadanya semua yang tersimpan di
dunia, berupa rahasia-rahasia, alasan dan sebab perintah-Nya, atau apa pun yang
mewujud dalam alam, baik spiritual maupun non spiritual, seperti yang sudah
dijelaskan oleh Sayyid Muhyiddin Ibnu ‘Arabi dalam kitabnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar